PENYAJIAN LISAN
Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Eva Ardiana Indrariani

Disusun oleh kelompok 9:
1. Triyana Setya Indrasari NPM: 12110171
2. Khasanatul Lidayati NPM:
12110183
3. Siti Saaniyatul Lailiyah NPM: 12110247
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DAN BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan interaksi dengan orang
lain. Keahlian secara lisan merupakan salah satu hal penting disamping ahli
secara tertulis. Seseorang yang mempunyai keahlian dalam oralnya akan dapat
lebih diterima oleh orang lain.
Oleh
sebab itu, selain memiliki kemahiran dalam mengungkapkan pikiran secara lisan
atau dengan singkat penyajian lisan, juga harus memiliki penguasaan bahasa yang
baik dan lancar dengan mengetahui metode-metode dan hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam penyajian lisan agar sanggup mengadakan reaksi yang cepat
dan tepat dengan orang lain.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja metode yang digunakan dalam penyajian oral?
2. Apa
saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk penyajian lisan?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam penyajian oral.
2. Untuk
mengetahui apa saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam penyajian lisan.
D.
Manfaat
1. Sebagai
bahan referensi pembaca untuk mempelajari lebih mendalam tentang metode-metode dan
persiapan-persiapan dalam penyajian lisan.
2. Sebagai
bahan ajar pembaca dalam melakukan penyajian lisan kepada suatu kelompok massa.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Peranan
Pidato
Peranan pidato,
ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu
hal yang sangat penting, baik dalam waktu sekarang maupun waktu yang akan
datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan
berhasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang-orang
lain.
2.
Metode
Penyajian Oral
Berhubungan
dengan penyajian lisan ini, dikenal dengan empat macam metode penyajian lisan,
yaitu :
a. Metode
Impromptu (serta merta)
Adalah metode penyajian
berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara
serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.
b. Metode
Menghafal
Metode ini merupakan lawan
dari metode impromptu. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan
saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi
kata.
c. Metode
Naskah
Metode ini jarang
dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Mata pembicara
selalu ditujukan ke naskah, sehingga tak bebas menatap pendengarnya.
d. Metode
Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Uraian yang akan
dibawakan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang
penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.
3.
Persiapan
Penyajian Lisan
Persiapan-persiapan
untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut:
A. Meneliti
Masalah: 1. Menentukan maksud.
2. Menganalisa pendengar dan situasi.
3. Memilih dan menyempitkan topik.
B. Menyusun
Uraian: 4. Mengumpulkan bahan.
5. Membuat kerangka uraian.
6. Menguraikan secara mendetail.
C. Mengadakan
Latihan: 7. Melatih dengan suara
nyaring.
Namun sesuai
dengan sifatnya yang khusus beberapa hal akan diuraiakan lagi lebih lanjut,
yaitu: menentukan maksud dan topik, menganalisa pendengar dan situasi, menyusun
uraian, dan mengadakan latihan oral.
4. Menentukan
Maksud dan Topik
a) Topik dan
Judul
Untuk memilih
sebuah topik yang baik, maka pembicara memperhatikan beberapa aspek berikut:
1. Topik
yang dipilih hendaknya sudah diketahui serba sedikit, serta ada kemungkinan untuk
memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
2. Persoalan
yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri.
3. Persoalan
yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar.
4. Persoalan
yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar, atau sebaliknya
terlalu mudah untuk daya intelektual pendengar.
5. Persoalan
yang dibawakan dalam penyajian, harus dapat diselesaikan dalam waktu yang
disediakan.
Hal kedua yang
harus diperhatikan adalah judul komposisi lisan itu. Judul adalah etiket yang
diberikan kepada komposisi lisan itu, untuk menimbulkan rasa ingin tahu
terhadap masalah yang diuraikan.
b) Maksud dan
Tujuan
Ø Maksud
Umum
1) Mendorong
2) Menyakinkan
3) Bertindak
atau berbuat
4) Memberitahukan
5) Menyenangkan
Ø Maksud
Khusus
Tujuan khusus dapat
diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang diharapkan dari
pendengar-pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.
5.
Menganalisa Situasi dan Pendengar
a) Menganalisa
Situasi
Sebelum memulai
berbicara harus memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang
kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada apa waktu presentasi oralnya
berlangsung.
b) Menganalisa
pendengar
Ø Data-data
Umum
Data-data umum yang
dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia,
pekerjaan, pendidikan, dan keanggotan politik atau sosial.
Ø Data-data
Khusus
Data-data tersebut
meliputi:
1) Pengetahuan
pendengar mengenai topik yang dibawakan.
2) Minat
dan keinginan pendengar.
3) Sikap
pendengar.
6.
Penyesuaian
Diri
Pembicara
harus menyiapkan dan mempelajari topik pembicaraannya dengan sebaik-baiknya dan
mengadakan konsentrasi sehingga informasinya tidak akan diragukan oleh
pendengar.
Beberapa
penyesuaian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian
terhadap sikap bermusuhan
b. Penyesuaian
terhadap sikap angkuh
c. Penyesuaian
terhadap beberapa sikap umum
7. Penyusunan Bahan
a) Teknik
Penyusunan Bahan
Teknik
susunan ini sebenarnya mencoba untuk memanfaatkan kecenderungan alamiah pada
manusia. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat
mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:
1. Dalam
bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang
akan diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu,
2. Sesudah
memasuki materi uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian
yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya.
3. Pada
akhir uraian sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya
tadi, agar hadirin dapat memperoleh gambaran secara bulat mengenai seluruh
masalah yang baru saja selesai dibicarakan itu.
b)
Menyiapkan Catatan
Mula-mula
pembicara menyiapkan suatu catatan. Yang mendetail atau suatu uraian yang
lengkap, kemudian dipelajarinya lebih lanjut sehingga dapat menguasai materi
pembicaraannya. Bila materi sudah dikuasai , ia dapat membuat catatan-catatan
baru yang lebih singkat sebagai pemandu urutan materi pembicaraannya itu. Atau
cara lain adalah tetap mempergunakan catatan atau naskah yang lengkap dengan menggaris
bawahi bagian-bagian kuncinya, yang akan digunakan sebagai catatan dalam
pembicaraannya itu.
8.
Penyajian Lisan
Penyajian lisan
merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan melalui ketujuh langkah
diatas, khususnya latihan oral. Beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyajian lisan:
a) Penyajian
pada kelompok kecil
Ø Gerak-gerik
Ø Teknik
Bicara
Ø Transisi
Ø Alat
Peraga
b) Penyajian
pada kelompok besar
Ø Pembukaan
Ø Kecepatan
Berbicara
Ø Artikulasi
9.
Cara Menganalisa
Sebagai penutup
dari uraian mengenai presentasi lisan dari sebuah komposisi akan diberikan
sebuah contoh untuk mengkonkretkan teknik untuk menganalisa pendengar dan
situasi sehingga pembicara dapat menyusun bahan-bahannya lebih terarah.
Beberapa hal
yang dianalisa yaitu: topik, judul, tujuan umum, tujuan khusus, pendengar,
kesempatan, analisa pendengar, dan penyesuaian yang dilakuakan terhadap
pendengar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dalam penyajian
lisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya metode-metode penyajian
oral dan persiapan-persiapan penyajian lisan. Metode yang digunakan yaitu:
metode impromptu (serta merta), metode menghafal, metode naskah, dan metode ekstemporan
(tanpa persiapan naskah). Sedangkan persiapan penyajian lisan yaitu: menentukan
maksud dan topik, menganalisa situasi dan pendengar, menyusun uraian/bahan, dan
mengadakan latihan oral.
B.
Saran
Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat melakukan penyajian lisan
secara baik dengan mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya
didepan massa agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Flores, NTT, Indonesia: Nusa
Indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar