Sabtu, 20 September 2014

Makalah Bahasa Indonesia Penyajian Lisan



PENYAJIAN LISAN

Makalah ini disusun guna  memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Eva Ardiana Indrariani




Disusun oleh kelompok 9:

1.      Triyana Setya Indrasari                  NPM: 12110171
2.      Khasanatul Lidayati                       NPM: 12110183
3.      Siti Saaniyatul Lailiyah                   NPM: 12110247




FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013






BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari kegiatan interaksi dengan orang lain. Keahlian secara lisan merupakan salah satu hal penting disamping ahli secara tertulis. Seseorang yang mempunyai keahlian dalam oralnya akan dapat lebih diterima oleh orang lain.
Oleh sebab itu, selain memiliki kemahiran dalam mengungkapkan pikiran secara lisan atau dengan singkat penyajian lisan, juga harus memiliki penguasaan bahasa yang baik dan lancar dengan mengetahui metode-metode dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam penyajian lisan agar sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat dengan orang lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja metode yang digunakan dalam penyajian oral?
2.      Apa saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk penyajian lisan?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam penyajian oral.
2.      Untuk mengetahui apa saja persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam  penyajian lisan.

D.    Manfaat
1.      Sebagai bahan referensi pembaca untuk mempelajari lebih mendalam tentang metode-metode dan persiapan-persiapan dalam penyajian lisan.
2.      Sebagai bahan ajar pembaca dalam melakukan penyajian lisan kepada suatu kelompok massa.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Peranan Pidato
Peranan pidato, ceramah, penyajian penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat penting, baik dalam waktu sekarang maupun waktu yang akan datang. Mereka yang mahir berbicara dengan mudah dapat menguasai massa, dan berhasil memasarkan gagasan mereka sehingga dapat diterima oleh orang-orang lain.

2.      Metode Penyajian Oral
Berhubungan dengan penyajian lisan ini, dikenal dengan empat macam metode penyajian lisan, yaitu :
a.       Metode Impromptu (serta merta)
Adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara serta-merta berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.
b.      Metode Menghafal
Metode ini merupakan lawan dari metode impromptu. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi kata.
c.       Metode Naskah
Metode ini jarang dipakai, kecuali dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Mata pembicara selalu ditujukan ke naskah, sehingga tak bebas menatap pendengarnya.
d.      Metode Ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Uraian yang akan dibawakan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.


3.      Persiapan Penyajian Lisan
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan, dapat dilihat melalui ketujuh langkah berikut:
A.    Meneliti Masalah:        1. Menentukan maksud.
        2. Menganalisa pendengar dan situasi.
        3. Memilih dan menyempitkan topik.
B.     Menyusun Uraian:       4. Mengumpulkan bahan.
        5. Membuat kerangka uraian.
        6. Menguraikan secara mendetail.
C.       Mengadakan Latihan:  7. Melatih dengan suara nyaring.
Namun sesuai dengan sifatnya yang khusus beberapa hal akan diuraiakan lagi lebih lanjut, yaitu: menentukan maksud dan topik, menganalisa pendengar dan situasi, menyusun uraian, dan mengadakan latihan oral.

4.  Menentukan Maksud dan Topik
a) Topik dan Judul
Untuk memilih sebuah topik yang baik, maka pembicara memperhatikan beberapa aspek berikut:
1.      Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui serba sedikit, serta ada kemungkinan untuk memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
2.      Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara sendiri.
3.      Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar.
4.      Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar, atau sebaliknya terlalu mudah untuk daya intelektual pendengar.
5.      Persoalan yang dibawakan dalam penyajian, harus dapat diselesaikan dalam waktu yang disediakan.
Hal kedua yang harus diperhatikan adalah judul komposisi lisan itu. Judul adalah etiket yang diberikan kepada komposisi lisan itu, untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap masalah yang diuraikan.
b) Maksud dan Tujuan
Ø  Maksud Umum
1)      Mendorong
2)      Menyakinkan
3)      Bertindak atau berbuat
4)      Memberitahukan
5)      Menyenangkan
Ø  Maksud Khusus
Tujuan khusus dapat diartikan sebagai suatu tanggapan khusus yang diharapkan dari pendengar-pendengar setelah pembicara menyelesaikan uraiannya.

5. Menganalisa Situasi dan Pendengar
a) Menganalisa Situasi
Sebelum memulai berbicara harus memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada apa waktu presentasi oralnya berlangsung.
b) Menganalisa pendengar
Ø  Data-data Umum
Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisa para hadirin adalah: jumlah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotan politik atau sosial.
Ø  Data-data Khusus
Data-data tersebut meliputi:
1)      Pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan.
2)      Minat dan keinginan pendengar.
3)      Sikap pendengar.

6.      Penyesuaian Diri
Pembicara harus menyiapkan dan mempelajari topik pembicaraannya dengan sebaik-baiknya dan mengadakan konsentrasi sehingga informasinya tidak akan diragukan oleh pendengar.
Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian terhadap sikap bermusuhan
b. Penyesuaian terhadap sikap angkuh
c. Penyesuaian terhadap  beberapa sikap umum

  7.  Penyusunan Bahan
a) Teknik Penyusunan Bahan
Teknik susunan ini sebenarnya mencoba untuk memanfaatkan kecenderungan alamiah pada manusia. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:
1.      Dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu,
2.      Sesudah memasuki materi uraian, tiap kali pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting sebagai sudah dikemukakan pada awal orientasinya.
3.      Pada akhir uraian sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar seluruh uraiannya tadi, agar hadirin dapat memperoleh gambaran secara bulat mengenai seluruh masalah yang baru saja selesai dibicarakan itu.
b) Menyiapkan Catatan
Mula-mula pembicara menyiapkan suatu catatan. Yang mendetail atau suatu uraian yang lengkap, kemudian dipelajarinya lebih lanjut sehingga dapat menguasai materi pembicaraannya. Bila materi sudah dikuasai , ia dapat membuat catatan-catatan baru yang lebih singkat sebagai pemandu urutan materi pembicaraannya itu. Atau cara lain adalah tetap mempergunakan catatan atau naskah yang lengkap dengan menggaris bawahi bagian-bagian kuncinya, yang akan digunakan sebagai catatan dalam pembicaraannya itu.



8.  Penyajian Lisan
Penyajian lisan merupakan puncak dari seluruh persiapan yang dilakukan melalui ketujuh langkah diatas, khususnya latihan oral. Beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian lisan:
a)      Penyajian pada kelompok kecil
Ø  Gerak-gerik
Ø  Teknik Bicara
Ø  Transisi
Ø  Alat Peraga
b)      Penyajian pada kelompok besar
Ø  Pembukaan
Ø  Kecepatan Berbicara
Ø  Artikulasi

9.  Cara Menganalisa
Sebagai penutup dari uraian mengenai presentasi lisan dari sebuah komposisi akan diberikan sebuah contoh untuk mengkonkretkan teknik untuk menganalisa pendengar dan situasi sehingga pembicara dapat menyusun bahan-bahannya lebih terarah.
Beberapa hal yang dianalisa yaitu: topik, judul, tujuan umum, tujuan khusus, pendengar, kesempatan, analisa pendengar, dan penyesuaian yang dilakuakan terhadap pendengar.
                  

                    





BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dalam penyajian lisan ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya metode-metode penyajian oral dan persiapan-persiapan penyajian lisan. Metode yang digunakan yaitu: metode impromptu (serta merta), metode menghafal, metode naskah, dan metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah). Sedangkan persiapan penyajian lisan yaitu: menentukan maksud dan topik, menganalisa situasi dan pendengar, menyusun uraian/bahan, dan mengadakan latihan oral.

B.     Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan pembaca dapat melakukan penyajian lisan secara baik dengan mengadakan latihan intensif sebelum menyampaikan pidatonya didepan massa agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.














DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Flores, NTT, Indonesia: Nusa Indah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar