EGOISME DAN EGOSENTRISME
Disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Permasalahan Kehidupan Keluarga
Dosen
pengampu: Drs. G. Rohastono Ajie, M.Pd
Oleh
kelompok 5:
1.
Rika
Ratnawati 12110107
2.
Khasanatul
Lidayati 12110183
3.
Ika
Kurniadianti 12110079
4.
M. Luqman
Hakim
5.
Eka Puji
Lestari
Kelas:
7C
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Egoisme
dan Egosentrisme”. Penulisan makalah ini
guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Permasalahan Kehidupan
Keluarga.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan makalah ini, khususnya kepada :
1.
Bapak Drs. G. Rohastono Ajie, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Permasalahan Kehidupan Keluarga.
2.
Semua pihak yang
terlibat dan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis sadar bahwa dalam penulisan
makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak terutama kepada dosen pengampu sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semarang, Nopember
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah
…………………………………………………………. 1
C.
Tujuan
……………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Egoisme dan Egosentrisme ……………………………………. 2
B. Karakteristik
individu yang egoisme
............................................................ 3
C. Penyebab
dari egoisme-egosentrisme ……………………………………..
3
D. Dampak
dari egoisme …………………………………………………….. 5
E. Cara
mengatasi individu yang egoisme ………………………………….. 5
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan …………………………………………………………… 7
B.
Saran ………………………………………………………………….. 7
DAFTRA
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Keharmonisan dalam
keluarga akan terganggu oleh adanya sifat-sifat anggota keluarga yang suka
mementingkan diri sendiri. Diantara sifat-sifat negatif suka mementingkan diri
sendiri tersebut, adalah sifat egoisme dan egosentrisme.
Orang egois cenderung hanya
memperhatikan dirinya sendiri. Mereka hanya peduli dan memusatkan perhatian
pada penampilan, kesenangan dan keinginan dirinya lebih dari minatnya. Pada
umumnya relatif mandiri dan tidak terpengaruh oleh lingkungan. Perspektif
terbatas pada kepedulian akan kegiatan atau kebutuhan pribadinya.
Dalam keluarga terdapat beberapa
kepribadian yang disatukan, dengan adanya hal tersebut perlu pemahaman tentang
masing-masing kepribadian individu untuk dapat disatukan dalam tujuan kehidupan
keluarga yang harmonis.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan egoisme dan egosentrisme?
2. Bagaimana
karakteristik individu yang egoisme?
3. Apa
penyebab dari egoisme-egosentrisme?
4. Bagaimana
dampak dari egoisme?
5. Bagaimana
cara mengatasi individu yang egoisme?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian egoisme dan egosentrisme.
2. Untuk
mengetahui karakteristik individu yang egois.
3. Untuk
mengetahui penyebab dari egoism.
4. Untuk
mengetahui dampak dari egoisme
5. Untuk
mengetahui cara mengatasi individu yang egoisme
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Egoisme Dan Egosentrisme
Egoisme merupakan
kata bentukan dari kata latin ego
yang berarti “aku”, “saya”. Egoisme adalah sikap yang berpusat pada diri,
mementingkan diri sendiri, dan mencari kepentingan diri tanpa memperhatikan
kepentingan orang lain, bahkan cenderung meniadakannya (Mangunhardjana, 1997:
58).
Willis (2009: 15)
menjelaskan yang lebih berbahaya lagi adalah sifat egosentrisme. Sikap egosentrisme suami dan isteri merupakan penyebab
terjadinya konflik rumah tangga yang dapat berujung pada pertengkaran yang
terus menerus. Egosentrisme adalah sifat yang menjadikan diri seseorang sebagai
pusat perhatian yang diusahakan olehnya dengan segala cara. Pada orang yang
seperti ini, orang lain tidaklah penting. Dia mementingkan dirinya sendiri, dan
bagaimana menarik perhatian pihak lain agar mengikutinya, minimal
memperhatikannya.
Akibat
sifat egoisme atau egosentrisme sering orang lain tersinggung, dan orang
lain tidak mau mengikutinya. Misalnya ayah ibu bertengkar, karena ayah tidak
mau membantu mengurus anaknya yang kecil
yang lagi menangis. Alasannya ayah mau pergi main badminton, padahal ibu
sedang sibuk di dapur. Egoisme orang tua seperti ini akan berdampak egoisme
terhadap anak, yaitu timbulnya sifat membandel, sulit disuruh dan suka
bertengkar dengan saudara. Ada pun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa
marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi contoh
sikap yang baik seperti suka bekerja sama, saling membantu, bersahabat, dan
ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme dan egosentrisme. Dengan
demikian jelaskan bahwa egoisme dan egosentrisme adalah sifat-sifat dan
perilaku yang dapat merusak upaya keluarga
dalam menciptakan penyesuaian diri dalam
mewujudkan keharmorrisan rumah tangga.
B.
Karakteristik Individu Yang Egois
(Pranata: 2011)
menjelaskan bahwa karakteristik individu yang egois adalah sebagai berikut:
1.
Keras kepala
Orang yang egois biasanya mau menang
sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Karena bagi dia, hanya
pendapatnya yang paling benar dan harus diikuti sama orang lain. Terkadang
saking keras kepalanya, meskipun sudah terbukti pendapatnya salah, orang egois
tetap tidak mau mengakuinya.
2.
Mudah Emosi
Orang yang punya sifat egois mudah
sekali naik darah, terutama saat keinginannya tidak bisa tercapai. Bahkan orang
egois bisa marah besar hanya gara-gara hal sepele seperti tidak diperhatikan
saat dia lagi bicara atau melakukan sesuatu.
3.
Pemberontak
Umumnya orang yang memiliki sifat
egois itu susah sekali diatur sama orang lain. Dan saat punya kemauan yang
besar, dia tidak akan segan-segan untuk melanggar semua peraturan yang ada demi
mencapai tujuannya.
4.
Haus Perhatian
Sebagai
orang yang over self centered, orang egois pasti ingin selalu
diperhatikan sama otrang lain. Dan dia tidak cukup puas dengan perhatian yang
biasa-biasa saja, dia ingin setiap saat semua orang hanya fokus melihat ke arah
dirinya saja. Intinya orang yang egois adalah orang yang selalu mementingkan
dirinya sendiri, selalu ingin dinomersatukan dan menganggap dirinya yang paling
berharga. Tipe orang yang kelihatannya tidak peduli sama perasaan orang lain,
asalkan keinginanya bisa terpenuhi. Makanya tidak heran kalau terkadang orang
egois terlihat seperti kurang ”manusiawi” dalam memperlakukan orang lain.
C. Penyebab Egoisme-Egosentrisme
(Nugroho: 2008)
menyebutkan bahwa penyebab timbulnya
sifat egois dan egosentrisme antara lain:
1.
Rasa Takut
Individu bersikap egois karena ketakutan,
terhadap kedekatan dengan orang lain, penolakan, ditinggalkan atau perubahan
yang seluruhnya dapat saling berhubungan sehingga merupakan ketakutan secara
menyeluruh terhadap kehidupan. Rasa takut yang tertanam dalam diri seseorang
menyebabkan ia takut berhubungan dengan orang lain sehingga hanya peduli pada
keselamatan dirinya sendiri.
2.
Sikap Manja
Orang tua memanjakan anak dengan terlalu
melindungi dan memberikan segala hal. Penyebab orang tua memanjakan anak:
a)
Orang tua berusaha
mencegah segala ketidak nyamanan dan terdorong untuk memenuhi seluruh keinginan
anak.
b)
Orang tua yang pada
masa kecilnya kekurangan, menginginkan anak mereka memiliki segala hal yang
tidak mereka peroleh dulu.
c)
Orang tua yang tidak mengharapkan
memiliki anak, akan merasa bersalah, dan bereaksi berlebihan dengan terlalu
mempedulikan dan terlalu baik pada anak-anaknya.
Anak yang manja menjadi tidak toleran,
tidak mampu mengatasi masalah, bersikap egois dan egosentris. Mereka hanya peduli
pada orang yang mempedulikan mereka, kurang sabar, tidak toleran pada orang
lain, kurang percaya diri, memiliki fantasi menjadi hebat dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian.
3.
Kepribadian Tidak
Matang
Beberapa anak belum belajar tingkah laku
matang bahkan untuk tingkat yang paling sederhana. Penyebabnya antara lain
karena keterbelakangan, gangguan bicara dan gangguan belajar. Di sini, anak
menjadi egois karena belum belajar peduli terhadap kepentingan orang lain.
Mereka belum atau tidak termotivasi belajar bagaimana merasakan perasaan orang
lain. Anak-anak ini juga perlu mempelajari nilai kepedulian pada orang lain.
D. Dampak Sikap Egoisme
Menurut
Mangunhardjana (1997: 60) dampak sikap egoisme yaitu:
1.
Menggiring diri sendiri menjadi manusia berpandangan sempit
2.
Mendorong menjadi manusia rakus dan serakah karena
kepentingan diri tak memiliki batas
3.
Menjadikan orang lain sebagai alat dan objek untuk
memenuhi kepentingan pribadi
4.
Membuat orang menjadi terlalu sibuk dengan diri sendiri
dan kepentingannya
5.
Mengganggu kerukunan, persatuan, dan kesatuan.
E.
Cara mengatasi Individu Egois-Egosentris
(Nugroho:
2008) menjelaskan bahwa mencegah sifat egois-egosentris antara
lain sebagai berikut:
1.
Meningkatkan penerimaan
diri
Egois dapat segera dihilangkan dengan
cara meningkatkan penerimaan diri (self-acceptance) dan rasa aman anak. Dengan
cara ini anak akan peduli pada kesejahteraan orang lain. Anak tidak akan
khawatir dengan dirinya sendiri sehingga tidak merasa perlu untuk terlalu
memperhatikan dirinya atau menarik perhatian orang lain. Konsep diri positif
akan terbentuk karena anak merasa diterima dan dicintai orang tuanya. Di sini
orang tua harus menerima anak dengan penuh empati, menghargai kelebihan serta
kelemahan anak. Sehingga, meskipun ada pengaruh negatif ataupun tekanan di luar
rumah (teman sebaya, sekolah, figur otoritas, dan lain-lain) bila anak merasa
dicintai maka mereka akan tetap merasa berharga. Anak yang merasa tidak
diterima orang tuanya akan lebih rentan terhadap hal-hal negatif atau tekanan
di luar rumah.
2.
Memberikan contoh dan
mengajari kepedulian terhadap orang lain
Orang tua yang egois cenderung akan memiliki anak yang tidak
menghargai dan menghormati perasaan orang lain. Model/contoh, memiliki pengaruh
sangat besar pada anak. Anak akan peduli pada orang lain jika orang tua pun
peduli pada anak dan orang lain. Di sini orang tua perlu menunjukkan rasa
tanggung jawab terhadap kesejahteraan orang lain, menyediakan waktu, tenaga
atau uang untuk orang yang membutuhkan.
(Pranata: 2011)
menjelaskan bahwa tindakan yang perlu dilakukan untuk menghadapi individu yang egois:
a. Mengajarkan
empati dengan menggunakan role playing
b. Memberi
contoh, berdiskusi dan memberikan dukungan pada perilaku peduli
c. Memperlihatkan
dan membicarakan akibat negatif dari sikap egois
Contoh sikap egois
misalnya, tidak mau memberi giliran pada orang lain, ingin selalu memperoleh
pertama kali, tidak mau mendengar ketika orang lain bicara. Dalam mengubah
sikap egois, ada prinsip umum yang berlaku, yaitu sikap positif. Kepedulian
pada anak akan berkembang bila ada kepercayaan anak kepada orang tua/orang lain
yang menunjukkan sikap penuh kehangatan dan pemahaman terhadap pribadi mereka.
Oleh karena itu perlu ditumbuhkan perasaan positif sebagai bagian dari satu
unit (keluarga, sekolah, bangsa).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Egoisme
adalah sikap yang berpusat pada diri, mementingkan diri sendiri, dan mencari
kepentingan diri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain, bahkan cenderung
meniadakannya. Sedangkan egosentrisme adalah sifat yang menjadikan diri
seseorang sebagai pusat perhatian yang diusahakan olehnya dengan segala cara.
B. Saran
Dalam membentuk keluarga yang
harmonis sifat ataupun sikap saling mementingkan diri sendiri diminimalisir
agar tujuan dari keluarga dapat tercapai dengan baik sehingga akan terbentuk
keluarga yang serasi.
DAFTAR PUSTAKA
Willis, Sofyan S. 2009. Konseling Keluarga (Family Counseling). Bandung:
Alfabeta.
Mangunhardjana, A. 1997. Isme Isme Dalam Etika Dari A Sampai Z. Yogyakarta:
Kanisius.
Pranata, Dian. 2011. Egoisme Makalah
Psikologis. Online. http://dianpranata92.blogspot.co.id/2011/10/egoisme-makalahpsikologi.
html. Di unduh tanggal 06 Nopember 2015.
Nugroho, Erwin Setyo. 2008.
Egois-Egosentrisme. Online. http://pengasuhan.blogspot.co.id/2009/04/egois-egosentris.html.
Di un-
duh tanggal 06 Nopember 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar