Rabu, 20 Agustus 2014

MAKALAH KOMUNIKASI ANTARPRIBADI “PENDIDIIK SEBAGAI FASILITATOR”



MAKALAH
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
 “PENDIDIIK SEBAGAI FASILITATOR”
Dosen Pengampu: Venty S.Ag., M.Pd






Disusun Oleh:

Nama   :           Khasanatul Lidayati
NPM   :           12110183
Kelas   :           1/E



JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013









BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Semua orang yakin bahwa pendidik memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Pendidik sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang pendidik. Dalam kaitan ini pendidik perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena peserta didik yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Perkembangan teknologi mengubah peran pendidik yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberi kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Oleh karena itu, beberapa tugas lain dari pendidik yang berkaitan sebagai fasilitator akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih luas. Dan mampu memberikan referensi dan memberikan manfaat yang positif .
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan pendidik ?
2.      Apa sajakah tugas pendidik sebagai fasilitator?
C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan.
2.      Untuk mengidentifikasi apa saja tugas pendidik sebagai fasilitator.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidik
Dalam pendidikan arti umum, yang disebut pendidik adalah orang dewasa yang susila/bermoral atau manusia yang telah menjadi pribadi seutuhnya atau manusia yang telah berbudaya. Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pendewasaan anak muda yang belum dewasa (Langeveld), atau definisi pendidikan oleh Drijarkara, yaitu memanusiakan manusia (homininasi) lewat pembudayaan (humanisasi).
Hanya manusia dewasa yang susila/bermoral, pribadi yang utuh dan berbudaya yang mampu melakukan tindakan mendidik, sebagai subyek pendidikan. Orang yang belum dewasa, tidak susila, bukan pribadi yang utuh dan berbudaya tidak mungkin menjadi pendidik. Mendidik adalah memberikan apa yang dimiliki, mentransfer (transmisi dan transformasi) nilai-nilai, yaitu nilai kedewasaan, kesusilaan, kepribadian atau kemanusiaan, dan kebudayaan. Hanya orang yang memiliki nilai-nilai sebagai tindakan mendidik.
Dalam pendidikan arti khusus atau terbatas, yaitu pendidikan yang terjadi di sekolah seperti pembelajaran atau pengajaran, pendidik adalah orang dewasa yang memiliki pengetahuan dan pembelajaran yang di sebut dengan guru. Dalam hal ini guru bertugas untuk mengambil alih tugas mendidik orang tua, atau membantu orang tua melakukan tindakan mendidik secara praktis, yaitu mengajar, memberi intruksi, nasihat, melatih motivasi sehingga anak menjadi terpelajar. Dengan demikian, pendidik dalam kaitannya dengan pembelajaran dapat terdiri atas: guru, pembimbing/konselor, pelatih, tutor, intruktor, bahkan juga kepala sekolah, administator sekolah, pustakawan sekolah dan lain-lain. Pada dasarnya mereka itulah yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga anak menjadi terdidik, terlatih, dan utamanya terpelajar.
B.     Tugas Pendidik sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan  pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: bagaimana caranya agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran? Pertanyaan itu sekilas memang ada benarnya. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu, akan lebih bagus manakala pertanyaan tersebut diarahkan pada siswa, misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga tujuan belajar berjalan secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna kalau tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran fasilitator dalam proses pembelajaran.
Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.
a.       Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media sangat diperlukan, belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan pelajaran. Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda.
b.      Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harius dimiliki oleh seorang guru profesional. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal.
c.       Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir. Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru  bisa menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap cocok.
d.      Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

Dalam kaitannya dengan peran pendidik sebagai fasilitator, berikut adalah beberapa tugas guru yang harus dilaksanakan dalam pelaksaan kegiatan belajar adalah sebagai berikut:
1.      Memotivasi siswa
Untuk  meningkatkan semangat dan gairah belajar yang tinggi, siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam dirinya sendiri (instrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang utamanya berasal dari gurunya.
Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar lebih giat, memberikan strategi kepada siswa sesuai dengan kemampuan dan perbedaan individual peserta didik. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran, memberikan ganjaran kepada anak yang berprestasi sehingga merangsang dalam mencapai prestasi yang lebih baik dikemudian hari.
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu mungkin hanya muncul dalam diri siswa manakala siswa merasa membutuhkan. Kebutuhan ini menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan akan hilang manakala kebutuhan tersebut telah terpenuhi. Siswa yang merasa butuh akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian selain akan memperoleh nilai dan pujian juga akan didorong untuk memenuhi kebutuhan.
2.      Membantu siswa
Memberi bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena itulah, guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
Bagi siswa yang dianggap lambat dalam belajar, secara perlahan-lahan sebaiknya guru memberikan bimbingan yang lebih lanjut atau tambahan belajar mengenai pelajaran disekolah dan membantunya dalam belajar agar siswa tersebut dapat lebih berkembang kemampuannya, dan agar tidak tertinggal dengan siswa yang lainnya. Atau dapat menggunakan cara lain seperti, home visit, tes psikologi, wawancara dengan orang tua atau teman sekelas dan sebagainya.
Selain itu bantuan juga dapat diberikan dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam proses memberikan pengalaman belajar, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasaan yang telah dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik, sebaiknya diserahkan kepada siswa. Guru hanya berperan sebagai pembantu dan pengarah dalam merumuskan kesimpulan. Dan selanjutnya siswa belajar menyimpulkan sendiri apa yang diterimanya.
3.      Membimbing siswa dalam proses pembelajaran didalam dan diluar kelas
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakuakan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Sebagai pembimbing guru juga perlu memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis agar siswa dapat menepikan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang akan mengganggu proses pembelajaran didalam dan diluar sekolah, serta memberikan arah dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
Sebagai pembimbing guru diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggungjawab atas kelancaran perjalan itu. Selain itu, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Istilah perjalanan merupakan suatu proses belajar, baik dikelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Agar guru berperan sebagai pembimbing yang baik, ada beberapa hal yang harus dimiliki diantaranya:  pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar, serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus dilakukan, dan lain sebagainya. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai guru harus memahami segala sesuatu yang berhubungan baik dengan sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang semua itu terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu, guru juga perlu mampu merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh.
4.      Menggunakan strategi dan metode yang sesuai
Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada saat guru menggunakan strategi pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran adalah bahwa strategi dan metode itu harus dapat menolong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan gaya belajarnya. Sejumlah prinsip seperti yang dijelaskan dalam PP No. 19 tahun 2005 adalah bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara    interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memberikan ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
Beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran adalah:
a.       Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Kelebihan ceramah:
-          ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
-          Ceramah dapat menyajikan materi pembelajaran yang luas.
-          Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Kelemahan ceramah
-          Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
-          Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
-          Melalui ceramah, sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
b.      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Kelebihan metode demonstrasi:
-          Melalui metode ini terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang jelaskan.
-          Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya dapat mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
-          Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Kelemahan metode demonstrasi:
-          Metode ini membutuhkan persiapan yang lebih matang.
-          Memerlukan biaya yang lebih mahal karena memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.
-          Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, untuk bekerja lebih profesional.
c.       Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Kelebihan metode diskusi:
-          Metode ini dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
-          Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
-          Melatih untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Kelemahan metode diskusi:
-          Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
-          Memerlukan waktu yang cukup panjang, kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan kabur.
-          Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
d.      Metode simulasi
Berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Metode simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Seperti belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa.
Kelebihan metode simulasi:
-          Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak.
-          Dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
-          Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilanyang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial.
-          Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan metode simulasi:
-          Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.
-          Pengelolaan yang kurang baik, simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
-          Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering menghantuhi siswa dalam melakukan simulasi.
5.      Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar
Dalam memberikan pengalaman belajar, pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk menguji kemampuan siswa, akan tetapi lebih dari itu. Melalui pertanyaan, guru dapat mendorong agar siswa termotivasi untuk belajar atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan yang berhubungan dengan berbagai keterampilan bertanya harus dimiliki oleh setiap siswa agar tercapai tujuan dari belajar itu sendiri.
Selain itu, metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul dari guru bisa juga dari siswa, demikian pula dengan jawaban yang muncul. Pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang aktivitas dari kreativitas berpikir siswa. Oleh karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan.
Dalam membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri setiap siswa, guru dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan siswa (misalnya bercerita tentang keinginan rakyat aceh untuk referendum), mendemonstrasikan suatu peristiwa (misalnya menaruh spirtus diatas asbak dan menaruh air, serta menyalakan api diatasnya). Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau didemonstrasikan. Kegiatan semacam ini akan sangat efektif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam proses tersebut, siswa dapat berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya sesuai dengan ide-ide yang ada dipikirannya..
6.      Menyediakan bahan pengajaran
Materi/isi yang berkenaan dengan bahan pengajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajar sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai. Sumber belajar adalah tujuan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan media elektronik, narasumber serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya.
Sumber belajar ditentukan berdasarkan pada standar kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk pengembangan diri siswa dan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Selain itu, dapat juga menggunakan bahan-bahan referensi yang menyediakan informasi khusus yang disusun berdasarkan bidang studi. Biasanya bahan-bahan referensi dapat kita temukan di perpustakaan atau lainnya.
7.      Mewujudkan disiplin
Dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik/siswa dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran dan perperilaku di sekolah.
Dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik harus dilakukan dengan kasih sayang, dan harus ditujukan untuk membantu mereka menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin, dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin dengan kasih sayang dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu berdiri sendiri.
Dalam menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh pengertian. Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri. Guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
-          Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu cacatan kumulatif.
-          Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misal melalui daftar hadir di kelas.
-          Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana, dan tidak bertele-tele.
-          Berdiri didekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agar peserta didik tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya.
-          Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.
Melalui berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang kondusif bagi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi sesuai dengan tujuan. Selain itu, sebagai pengendali guru harus mampu mengendalikan seluruh perilaku peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mampu secara efektif menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu dan tepat sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun memberikan hukuman terhadap peserta didik yang melanggar disiplin.



 

 





BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Pendidik adalah orang dewasa yang susila/bermoral atau manusia yang telah menjadi pribadi seutuhnya atau manusia yang telah berbudaya.
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan  pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
B.     Saran
Dalam kaitannya dengan tugas-tugas pendidik sebagai fasilitator, diharapkan pendidik mampu memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar agar kegiatan belajar tercapai secara optimal.



















DAFTAR PUSTAKA

·         Sudharto. dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang : FIP IKIP PGRI SEMARANG.
·         Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta : HIKAYAT Publishing.
·         Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : KENCANA.
·         Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung : KENCANA.
·         Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
·         Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar