MAKALAH
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
“PENDIDIIK
SEBAGAI FASILITATOR”
Dosen
Pengampu: Venty S.Ag., M.Pd

Disusun
Oleh:
Nama : Khasanatul
Lidayati
NPM : 12110183
Kelas : 1/E
JURUSAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP
PGRI SEMARANG
2012/2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semua orang
yakin bahwa pendidik memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Pendidik sangat berperan dalam membantu perkembangan
peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.
Minat, bakat,
kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan
berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang pendidik. Dalam kaitan ini
pendidik perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena peserta
didik yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Perkembangan
teknologi mengubah peran pendidik yang bertugas menyampaikan materi
pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberi kemudahan belajar bagi
seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Oleh karena itu, beberapa tugas lain
dari pendidik yang berkaitan sebagai fasilitator akan menjadi kajian pada pembahasan
dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang
lebih luas. Dan mampu memberikan referensi dan memberikan manfaat yang positif
.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan pendidik ?
2. Apa
sajakah tugas pendidik sebagai fasilitator?
C.
Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian pendidikan.
2. Untuk
mengidentifikasi apa saja tugas pendidik sebagai fasilitator.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidik
Dalam pendidikan
arti umum, yang disebut pendidik adalah orang dewasa yang susila/bermoral atau
manusia yang telah menjadi pribadi seutuhnya atau manusia yang telah berbudaya.
Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan yang mengatakan bahwa pendidikan
adalah proses pendewasaan anak muda yang belum dewasa (Langeveld), atau
definisi pendidikan oleh Drijarkara, yaitu memanusiakan manusia (homininasi)
lewat pembudayaan (humanisasi).
Hanya manusia
dewasa yang susila/bermoral, pribadi yang utuh dan berbudaya yang mampu
melakukan tindakan mendidik, sebagai subyek pendidikan. Orang yang belum
dewasa, tidak susila, bukan pribadi yang utuh dan berbudaya tidak mungkin
menjadi pendidik. Mendidik adalah memberikan apa yang dimiliki, mentransfer
(transmisi dan transformasi) nilai-nilai, yaitu nilai kedewasaan, kesusilaan,
kepribadian atau kemanusiaan, dan kebudayaan. Hanya orang yang memiliki
nilai-nilai sebagai tindakan mendidik.
Dalam pendidikan
arti khusus atau terbatas, yaitu pendidikan yang terjadi di sekolah seperti
pembelajaran atau pengajaran, pendidik adalah orang dewasa yang memiliki
pengetahuan dan pembelajaran yang di sebut dengan guru. Dalam hal ini guru
bertugas untuk mengambil alih tugas mendidik orang tua, atau membantu orang tua
melakukan tindakan mendidik secara praktis, yaitu mengajar, memberi intruksi,
nasihat, melatih motivasi sehingga anak menjadi terpelajar. Dengan demikian, pendidik
dalam kaitannya dengan pembelajaran dapat terdiri atas: guru,
pembimbing/konselor, pelatih, tutor, intruktor, bahkan juga kepala sekolah,
administator sekolah, pustakawan sekolah dan lain-lain. Pada dasarnya mereka
itulah yang mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga anak
menjadi terdidik, terlatih, dan utamanya terpelajar.
B.
Tugas
Pendidik sebagai Fasilitator
Sebagai
fasilitator, guru berperan dalam memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Sebelum proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya: bagaimana caranya
agar ia mudah menyajikan bahan pelajaran? Pertanyaan itu sekilas memang ada
benarnya. Melalui usaha yang sungguh-sungguh, guru ingin agar ia mudah
menyajikan bahan pelajaran dengan baik. Namun demikian, pertanyaan tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajaran berorientasi pada guru. Oleh sebab itu,
akan lebih bagus manakala pertanyaan tersebut diarahkan pada siswa, misalnya
apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan pelajaran sehingga
tujuan belajar berjalan secara optimal. Pertanyaan tersebut mengandung makna
kalau tujuan mengajar adalah mempermudah siswa belajar. Inilah hakikat peran
fasilitator dalam proses pembelajaran.
Agar dapat
melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa
hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan
berbagai media dan sumber pembelajaran.
a. Guru
perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi
masing-masing media tersebut. Pemahaman akan fungsi media sangat diperlukan,
belum tentu suatu media cocok digunakan untuk mengajarkan semua bahan
pelajaran. Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda.
b. Guru
perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang
media merupakan salah satu kompetensi yang harius dimiliki oleh seorang guru
profesional. Dengan perancangan media yang dianggap cocok akan memudahkan
proses pembelajaran, sehingga pada gilirannya tujuan pembelajaran akan tercapai
secara optimal.
c. Guru
dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat
memanfaatkan berbagai berbagai sumber belajar. Perkembangan teknologi informasi
menuntut setiap guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir.
Berbagai perkembangan teknologi informasi memungkinkan setiap guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang
dianggap cocok.
d. Sebagai
fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, kemampuan berkomunikasi
secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap pesan sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka.
Dalam kaitannya dengan peran pendidik sebagai
fasilitator, berikut adalah beberapa tugas guru yang harus dilaksanakan dalam
pelaksaan kegiatan belajar adalah sebagai berikut:
1. Memotivasi
siswa
Untuk meningkatkan semangat dan gairah belajar yang
tinggi, siswa perlu memiliki motivasi yang tinggi, baik motivasi dari dalam
dirinya sendiri (instrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang utamanya
berasal dari gurunya.
Memberikan dorongan kepada siswa
untuk belajar lebih giat, memberikan strategi kepada siswa sesuai dengan
kemampuan dan perbedaan individual peserta didik. Membangkitkan dorongan kepada
siswa untuk belajar, menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran, memberikan ganjaran kepada anak yang
berprestasi sehingga merangsang dalam mencapai prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
Motivasi adalah aspek yang sangat
penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa
memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi
merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap pembelajaran. Motivasi
dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan
sesuatu. Dorongan itu mungkin hanya muncul dalam diri siswa manakala siswa
merasa membutuhkan. Kebutuhan ini menimbulkan keadaan ketidakseimbangan
(ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan akan hilang manakala
kebutuhan tersebut telah terpenuhi. Siswa yang merasa butuh akan bergerak
dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam rangka
membangkitkan motivasi, guru harus menunjukkan pentingnya pengalaman dan materi
belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian selain akan memperoleh nilai dan
pujian juga akan didorong untuk memenuhi kebutuhan.
2. Membantu
siswa
Memberi bantuan dan pelayanan
kepada siswa yang memerlukannya. Dalam hal ini guru harus menyadari bahwa siswa
memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena itulah, guru perlu
melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa terutama siswa yang
dianggap lambat dalam belajar.
Bagi siswa yang dianggap lambat
dalam belajar, secara perlahan-lahan sebaiknya guru memberikan bimbingan yang
lebih lanjut atau tambahan belajar mengenai pelajaran disekolah dan membantunya
dalam belajar agar siswa tersebut dapat lebih berkembang kemampuannya, dan agar
tidak tertinggal dengan siswa yang lainnya. Atau dapat menggunakan cara lain
seperti, home visit, tes psikologi, wawancara dengan orang tua atau teman
sekelas dan sebagainya.
Selain itu bantuan juga dapat
diberikan dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam proses memberikan pengalaman
belajar, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasaan yang telah
dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik, sebaiknya
diserahkan kepada siswa. Guru hanya berperan sebagai pembantu dan pengarah
dalam merumuskan kesimpulan. Dan selanjutnya siswa belajar menyimpulkan sendiri
apa yang diterimanya.
3. Membimbing
siswa dalam proses pembelajaran didalam dan diluar kelas
Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang
dibutuhkan untuk melakuakan penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah,
keluarga, dan masyarakat.
Sebagai pembimbing guru juga perlu
memiliki kemampuan untuk dapat membimbing siswa, memberikan dorongan psikologis
agar siswa dapat menepikan faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal
yang akan mengganggu proses pembelajaran didalam dan diluar sekolah, serta
memberikan arah dan pembinaan karir siswa sesuai dengan bakat dan kemampuan
siswa.
Sebagai pembimbing guru diibaratkan
sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
bertanggungjawab atas kelancaran perjalan itu. Selain itu, guru harus
merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan
yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai
kelancarannya sesuai kemampuan dan kebutuhan peserta didik.
Istilah perjalanan merupakan suatu
proses belajar, baik dikelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh
kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap
aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran.
Agar guru berperan sebagai
pembimbing yang baik, ada beberapa hal yang harus dimiliki diantaranya: pertama, guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya, pemahaman tentang gaya dan
kebiasaan belajar, serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki
anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan
jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka.
Kedua,
guru harus memahami dan terampil dalam merencanakan
tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun merencanakan proses
pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala
sebelumnya guru merencanakan hendak dibawa kemana siswa, apa yang harus
dilakukan, dan lain sebagainya. Untuk merumuskan tujuan yang sesuai guru harus
memahami segala sesuatu yang berhubungan baik dengan sistem nilai masyarakat
maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang semua itu
terkandung dalam kurikulum sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan kompetensi
yang harus dimiliki. Di samping itu, guru juga perlu mampu merencanakan dan
mengimplementasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh.
4. Menggunakan
strategi dan metode yang sesuai
Strategi adalah rancangan
serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan metode adalah
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini
berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang
sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat
tergantung pada saat guru menggunakan strategi pembelajaran, karena suatu
strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan
metode pembelajaran.
Satu hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran adalah bahwa strategi dan
metode itu harus dapat menolong siswa untuk beraktivitas sesuai dengan gaya
belajarnya. Sejumlah prinsip seperti yang dijelaskan dalam PP No. 19 tahun 2005
adalah bahwa proses pembelajaran harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan
memberikan ruang yang cukup untuk bagi pengembangan prakarsa, kreativitas
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.
Beberapa metode pembelajaran yang
bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran adalah:
a. Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan
sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau
penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
Kelebihan ceramah:
-
ceramah merupakan
metode yang murah dan mudah untuk dilakukan.
-
Ceramah dapat
menyajikan materi pembelajaran yang luas.
-
Ceramah dapat
memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.
Kelemahan
ceramah
-
Materi yang dapat
dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai
guru.
-
Guru yang kurang
memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode
yang membosankan.
-
Melalui ceramah, sulit
untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau
belum.
b. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode
penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang
suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
tiruan.
Kelebihan metode demonstrasi:
-
Melalui metode ini
terjadinya verbalisme dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang jelaskan.
-
Proses pembelajaran
akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya dapat mendengar tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi.
-
Dengan cara mengamati
secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori
dan kenyataan.
Kelemahan
metode demonstrasi:
-
Metode ini membutuhkan
persiapan yang lebih matang.
-
Memerlukan biaya yang
lebih mahal karena memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai.
-
Demonstrasi memerlukan
kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, untuk bekerja lebih profesional.
c. Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah metode
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama
metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.
Kelebihan metode diskusi:
-
Metode ini dapat
merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan
ide-ide.
-
Dapat melatih untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
-
Melatih untuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Kelemahan
metode diskusi:
-
Sering terjadi
pembicaraan dalam diskusi dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
-
Memerlukan waktu yang
cukup panjang, kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan
kabur.
-
Sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
d. Metode
simulasi
Berasal dari kata simulate yang
artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Metode simulasi dapat diartikan
sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan
untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Seperti
belajar bagaimana cara mengoperasikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik
khusus misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya akan lebih
bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian untuk mengembangkan pemahaman
dan penghayatan terhadap suatu peristiwa.
Kelebihan metode simulasi:
-
Dapat dijadikan sebagai
bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak.
-
Dapat mengembangkan
kreativitas siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memainkan peran sesuai
dengan topik yang disimulasikan.
-
Memperkaya pengetahuan,
sikap, dan keterampilanyang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi
sosial.
-
Simulasi dapat
meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Kelemahan
metode simulasi:
-
Pengalaman yang
diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan
dilapangan.
-
Pengelolaan yang kurang
baik, simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran
menjadi terabaikan.
-
Faktor psikologis
seperti rasa malu dan takut sering menghantuhi siswa dalam melakukan simulasi.
5. Menggunakan
pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar
Dalam memberikan pengalaman
belajar, pertanyaan tidak semata-mata berfungsi untuk menguji kemampuan siswa,
akan tetapi lebih dari itu. Melalui pertanyaan, guru dapat mendorong agar siswa
termotivasi untuk belajar atau melalui pertanyaan pula guru dapat membimbing
siswa berpikir kritis dan kreatif. Oleh karena itu, kemampuan yang berhubungan
dengan berbagai keterampilan bertanya harus dimiliki oleh setiap siswa agar
tercapai tujuan dari belajar itu sendiri.
Selain itu, metode tanya jawab
merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul
dari guru bisa juga dari siswa, demikian pula dengan jawaban yang muncul.
Pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang aktivitas dari kreativitas berpikir
siswa. Oleh karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban
yang tepat dan memuaskan.
Dalam membangkitkan rasa ingin tahu
dalam diri setiap siswa, guru dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain
bercerita, yang menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan siswa (misalnya
bercerita tentang keinginan rakyat aceh untuk referendum), mendemonstrasikan
suatu peristiwa (misalnya menaruh spirtus diatas asbak dan menaruh air, serta
menyalakan api diatasnya). Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan berbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau
didemonstrasikan. Kegiatan semacam ini akan sangat efektif untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa. Dalam proses tersebut, siswa dapat berusaha
menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan
pertanyaan yang akan dijawabnya sesuai dengan ide-ide yang ada dipikirannya..
6. Menyediakan
bahan pengajaran
Materi/isi yang berkenaan dengan
bahan pengajaran yang harus dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Materi pelajaran harus digali dari berbagai sumber belajar sesuai dengan
kompetensi yang harus dicapai. Sumber belajar adalah tujuan bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berupa media cetak dan media
elektronik, narasumber serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya.
Sumber belajar ditentukan
berdasarkan pada standar kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk pengembangan
diri siswa dan untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Selain itu, dapat juga menggunakan
bahan-bahan referensi yang menyediakan informasi khusus yang disusun
berdasarkan bidang studi. Biasanya bahan-bahan referensi dapat kita temukan di
perpustakaan atau lainnya.
7. Mewujudkan
disiplin
Dalam pembelajaran, guru berhadapan
dengan sejumlah peserta didik/siswa dengan berbagai macam latar belakang,
sikap, dan potensi yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam
mengikuti pembelajaran dan perperilaku di sekolah.
Dalam pembelajaran, mendisiplinkan
peserta didik harus dilakukan dengan kasih sayang, dan harus ditujukan untuk
membantu mereka menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin,
dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran,
sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Disiplin dengan
kasih sayang dapat merupakan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu
berdiri sendiri.
Dalam menanamkan disiplin, guru
bertanggung jawab mengarahkan dan berbuat baik, menjadi contoh, sabar dan penuh
pengertian. Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang,
terutama disiplin diri. Guru harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
-
Mempelajari pengalaman
peserta didik di sekolah melalui kartu cacatan kumulatif.
-
Mempelajari nama-nama
peserta didik secara langsung, misal melalui daftar hadir di kelas.
-
Memberikan tugas yang
jelas, dapat dipahami, sederhana, dan tidak bertele-tele.
-
Berdiri didekat pintu
pada waktu mulai pergantian pelajaran agar peserta didik tetap berada dalam
posisinya sampai pelajaran berikutnya.
-
Membuat peraturan yang
jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta
didik.
Melalui
berbagai upaya tersebut diharapkan tercipta iklim yang kondusif bagi
pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menguasai berbagai kompetensi sesuai
dengan tujuan. Selain itu, sebagai pengendali guru harus mampu mengendalikan
seluruh perilaku peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mampu
secara efektif menggunakan alat pendidikan secara tepat waktu dan tepat
sasaran, baik dalam memberikan hadiah maupun memberikan hukuman terhadap
peserta didik yang melanggar disiplin.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pendidik
adalah orang dewasa yang susila/bermoral atau manusia yang telah menjadi
pribadi seutuhnya atau manusia yang telah berbudaya.
Sebagai
fasilitator guru berperan dalam memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
B.
Saran
Dalam
kaitannya dengan tugas-tugas pendidik sebagai fasilitator, diharapkan pendidik
mampu memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan
belajar-mengajar agar kegiatan belajar tercapai secara optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Sudharto. dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang :
FIP IKIP PGRI SEMARANG.
·
Suparlan. 2006. Guru Sebagai Profesi. Yogyakarta :
HIKAYAT Publishing.
·
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta
: KENCANA.
·
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Bandung : KENCANA.
·
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT
REMAJA ROSDAKARYA.
·
Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar Dan Mengajar. Bandung
: Sinar Baru Algensindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar