Rabu, 20 Agustus 2014

MAKALAH DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING “LAYANAN ORIENTASI DAN INFORMASI”



MAKALAH
DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
“LAYANAN ORIENTASI DAN INFORMASI”
Dosen Pengampu: Dra. Tri Hartini M.Pd



Disusun Oleh :
Lailatul Uktafiyah 12110158
Rohmad Bilal Nugroho 12110168
Khasanatul Lidayati 12110183




JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012






                                                             BAB I       
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995).
            Bimbingan dan konseling merupakan  upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.
Bimbingan dan konseling bukanlah kegiatan pembelajaran dalam konteks  adegan mengajar yang layaknya dilakukan guru sebagai pembelajaran bidang studi, melainkan layanan ahli dalam konteks memandirikan peserta didik(Naskah Akademik ABKIN, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2007).
Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur  (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual). 
Dalam konteks tersebut, hasil studi lapangan (2007) menunjukkan bahwa layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah sangat dibutuhkan, karena banyaknya masalah peserta didik di Sekolah/Madrasah, besarnya kebutuhan peserta didik akan pengarahan diri dalam memilih dan mengambil keputusan, perlunya aturan yang memayungi layanan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, serta perbaikan tata kerja baik dalam aspek ketenagaan maupun manajemen.
Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik. Layanan orientasi dan informasi akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih dalam memberikan referensi serta pengetahuan dalam pemahaman layanan orientasi dan informasi di sekolah/madrasah ataupun di masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian layanan orientasi?
2.      Apa sajakah macam-macam layanan orientasi?
3.      Apakah pengartian layanan informasi?
4.      Apa sajakah jenis-jenis layanan informasi?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk menjelaskan pengertian layanan orientasi.
2.      Untuk menyebutkan macam-macam layanan orientasi.
3.      Untuk menjelaskan pengertian layanan informasi.
4.      Untuk menyebutkan  jenis-jenis layanan informasi.




















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian layanan orientasi
1.      Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungannya yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah dan menyenangkan bagi setiap orang. Ibarat seseorang yang baru pertama kali datang ke sebuah kota besar, maka ia berada dalam serba buta; buta tentang arah yang hendak dituju, buta tentang jalan- jalan, dan buta tentang itu dan ini. Akibat dari kebutaannya itu, tidak jarang ada yang tersesat dan tidak mencapai apa yang hendak ditujunya. Demikian juga bagi siswa baru disekolah dan atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka belum banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.

B.     Macam-macam layanan orientasi
1.      Layanan orientasi di sekolah
Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidaktahuannya terhadap lingkungan lembaga pendidikan (sekolah) yang di sekolah baru dimasukinya itu dapat memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan.
Allan & McKean (1984) menegaskan bahwa tanpa program-program orientasi, periode penyampaian untuk sebagian besar siawa berlansung kira-kira tiga bulan atau empat bulan. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu;
·         Program orientasi yang efektif mempercepat peoses adaptasi, dan juga memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
·         Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil di sekolah.
·         Anak-anak dikelas sosio-ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri daripada anak-anak dari kelas sosio-ekonomi yang lebih tinggi.
Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya. Individu yang memasuki lingkungan baru perlu segera dan secepat mungkin memahami lingkungan barunya. Hal yang perlu diketahui pada garis besarnya adalah keadaan lingkungan fisik (gedung-gedung, peralatan, kemudahan-kemudahan fisik), materi dan kondisi kegiatan (jenis kegiatan, lamanya kegiatan berlangsung), peraturan dan berbagai ketentuan lainnya (disiplin, hak dan kewajiban), jenis personal yang ada, tugas masing-masing dan saling hubungan diantara mereka. Untuk lingkungan sekolah misalnya:
a.       Sistem penyelenggaraan kehidupan pendidikan pada umumnya
b.      Kurikulum yang ada
c.       Penyelenggaraan pengajaran
d.      Kegiatan belajar siswa
e.       Sistem penilaian, ujian, dan kenaikan kelas
f.       Fasilitas dan sumber belajar yang ada (seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan dll)
g.      Fasilitas penunjang (sarana olahraga, pelayanan kesehatan, pelayanan BK, kafetaria dll)
h.      Staf pengajar dan tata usaha
i.        Hak dan  siswa
j.        Organisasi siswa
k.      Organisasi orang tua siswa
l.        Organisasi siswa secara menyeluruh

2.      Metode layanan orientasi siswa
Untuk anak-anak yang segera akan memasuki SLTP, Allen & McKean menyarankan beberapa kegiatan:
a.       Kunjngan ke SD pemasok
Petugas dari SLTP mengunjungi SD-SD yang akan memasuki SLTP tersebut, lalu menjelaskan berbagai ihwal-ihwal SLTP tersebut kepada murid-murid SD kelas tinggi. Alangkah baiknya kalau penjelasan itu dilengkapi dengan penyajian gambar, film, dan sebagainya dan dibuka tanya jawab seluas-luasnya kepada murid-murid SD tersebut.
b.      Kunjungan ke SLTP pemesan
Murid-murid SD tertinggi mengunjungi SD yang akan dimasuki, mereka melihat lingkungan dan kelengkapan sekolah, menerima penjelasan lengkap dengan gambar, film, poster dan sebagainya.
c.       “Malam” pertemuan dengan orang tua
Orang tua murid baru di undang untuk menghadiri suatu pertemuan  untuk beramah-tamah dengan staf sekolah dan menerima penjelasan tentang sekolah tempat anak-anak mereka belajar.
d.      Staf konselor bertemu dengan guru membicarakan siswa-siawa baru
Dengan guru-guru koselor membicarakan materi orientasi dan cara-cara penyampaiannya kepada siswa.
e.       Mengunjungi kelas
Konselor berkeliling mengunjungi kelas-kelas murid baru dan menjelaskan dengan berbagai alat bantu dan prosedur tanya jawab tentang berbagai materi.
f.       Memanfaatkan siswa senior
Setiap murid baru diberi kawan pendamping senior untuk memberi penjelasan dan membantu siswa baru dalam segala hal yang berkenaan dengan keadaan sekolah dan bagaimana berlaki sebagai siswa yang baik.

3.      Layanan orientasi diluar sekolah
Demikian pula individu-individu yang memasuki lingkungan baru diluar, seperti pegawai baru, anggota baru suatu organisasi, bekas narapidana, dan kecuali pengantin baru semuanya memerlukan orietasi tentang lingkungan barunya itu.
Cara penyajian orientasi diluar sekolah sangat tergantung pada jenis orientasi yangt diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Lembaga-lembaga seperti “Badan Penasihat Perkawinan”, “Pusat Rehabilitasi Narapidana”, “Pusat Orientasi Tenaga Kerja”, dan lain-lain dapat dibentuk dan konselor menjadi tenaga ahli serta penggerak lembaga bantuan khusus di masyarakat itu.

C.    Pengetian layanan informasi
Secara umum bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Lebih jauh layanan ini akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi BK lainya  yang berkaitan dengan masalah individu.
Yang juga memungkinan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan. Pertama, membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun soaial budaya. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup dan perkembangannya. Kedua, kemungkinan individu dapat menentukan arah hidupnya “kemana dia akan pergi”. Dengan kata lain, berdasarkan atas informasi yang diberikan itu individu diharapkan dapat membut rencana-rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jwab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. Dan ketiga, setiap individu adalah unik.Keunikan itu akan membawa pola-pola pengaambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.
Dengan demikian, akan terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat. Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi amat tinggi tingkatannya. Barang siapa tidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.

D.    Jenis-jenis layanan informasi
1.      Jenis-jenis informasi
a.       Informasi pendidikan
Norris, Hatch, Engelkes & Winborn (1997) menekankan bahwa informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagi jenis pendidikan yang ada sekarang dan akan datang.
Jenis-jenis informasi pada setiap tingkat sebagai berikut:
Pertama kali masuk sekolah:
Ø  Jam-jam belajar
Ø  Disiplin dan peraturan sekolah
Ø  Kegiatan belajar dan kegiatan yang lain
Ø  Buku-buku/alat pelajaran
Ø  Fasilitas, makanan, kesehatan, tempat bermain
Ø  Fasilitas transportasi
Ø  Peraturan tentang kunjungan orang tua

Memasuki SLTP:
Ø  Jadwal kegiatan sekolah
Ø  Mata pelajaran (berikut nama-nama guru)
Ø  Kegiatan ko-kurikuler
Ø  Fasilitas sumber belajar
Ø  Sarana penunjang
Ø  Peraturan sekolah serta hak dan kewajiban siswa dan orang tua
Ø  Keadaan fisik sekolah
Ø  Prosedur penerimaan
Memasuki SLTA:
Ø  Mata pelajaran dan pembidangannya
Ø  Jurusan/program  yang disediakan
Ø  Hubungan antara satu jurusan dengan pekerjaan
Ø  Tersedianya latihan kursus
Ø  Jadwal kegiatan belajar
Ø  Kegiatan ko dan ekstrakurikuler
Ø  Tuntutan pengembangan sikap
Ø  Peraturan sekolah, hak dan kewajiban siswa
Ø  Fasilitas sumber belajar
Ø  Pelayanan BK
Ø  Kemungkinan bea siswa
Ø  Keadaan fisik sekolah
Ø  prosedur penerimaan

Memasuki perguruan tinggi:
Ø  Lembaga pendidikan yang menyajikan program-program yang lebih spesifik
Ø  Beasiswa dan berbagai tujangan yang akan dapat diperoleh beserta syarat-syarat dan cara-cara melamarnya
Ø  Program-program latihan khusus
Ø  Kemungkinan lain yang dapat dimasuki oleh lulusan SLTA
b.      Informasi  jabatan
Informasi jabatan bagi orang yang mau masuk dunia kerja memuat hal-hal sebagai berikut:
Ø  Struktur dan kelompok-kelompok jabatan
Ø  Uraian tugas masing-masing jabatan
Ø  Kualitas tenaga yang diperlukan untuk  masing-masing jabatan
Ø  Prosedur penerimaan
Ø  Kondisi kerja
Ø  Kesempatan pengembangan karier
Ø  Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjan
Sedangkan bagi yang masih duduk dibangku sekolah disesuaikan dengan tingkatannya, dimulai dari tingkat yang paling awal dengan berbagai tujuannya.
Tingkat SD
·         Mengembangkan sikap terhadap segala jenis pekerjaan.
·         Membawa anak-anak untuk menyadari betapa luasnya dunia kerja.
·         Menjawab berbagai pertanyaan anak-anak tentang pekerjaan.
·         Untuk memilih pekerjaan di masa depan perlu kehati-hatian demi keberhasilan .
Tingkat SLTP
·         Mempelajari bidang pekerjaan secara lebih luas.
·         Melihat hubungan antara bidang  pekerjaan dengan mata pelajaran yang ada di sekolah.
·         Lebih mendalami informasi tentang pekerjaan tertentu.
·         Memahami cara-cara memperoleh informasi yang tepat tentang dunia kerja.
Tingkat SLTA
·         Mepergunakan berbagai cara untuk memperdalam dan memperluas pemahaman tentang dunia kerja.
·         Mengembangkan rencana sementara pekerjaan yang yang akan menjadi pegangan setamat SLTA.
·         Memiliki pengetahuan tentang ataupun mempunyai hubungan dengan pekerjaan tertentu.
Pasca SLTA
·         Penyesuaian pilihan  pekerjaan dan sekaligus pilihan program-program pendidikan dan latihan yang relevan.

c.       Informasi sosial-budaya
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dinamis yang diwarisi oleh puak-puak, suku-suku, agama, dan sebagainya. Untuk memungkinkan hidup berdampingan antara satu dengan yang lain dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial yang meliputi:
Ø  Macam-macam suku bangsa
Ø  Adat istiadat dan kebiasaan
Ø  Agama dan kepercayaan
Ø  Bahasa ( terutama istilah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman suku lain)
Ø  Potensi-potensi daerah
Ø  Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu
2.      Metode layanan informasi sekolah
a.       Ceramah
Merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir hampir semua petugas bimbingan di sekolah.
b.      Diskusi
Merupakan kegiatan membahas suatu hal, masalah secara berkelompok. Siswa hendaknya didorong untuk mendapatkan sebanyak mungkin bahan informasi yang akan disajikan.
c.       Karyawisata
Merupakan salah satu bentuk belajar mengajar dilakukan di lapangan untuk mengamati objek-objek yang terdapat dalam masyarakat.
d.      Buku panduan
Dapat membantu siswa dalam mendapatkan banyak informasi yang berguna, misal seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi, buku panduan kerja bagi para karyawan dan sebagainya.
e.       Konferensi karier
Konferensi ini juga disebut konferensi jabatan. Dalam konferensi ini, para narasumber dikelompok-kelompok usaha, jawatan atau dinas lembaga pendidikan diundang , mengadakan penyajian tentang berbagai aspek program pendidikan dan latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa, kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab dan diskusi.
3.      Layanan informasi diluar sekolah
Layanan informasi yang diperlukan masyarakat di luar sekolah akan lebih luas, seperti yang berkenaan dengan kehidupan beragama, berkelurga, bekerja, bermasyarakat dan sebagainya. Cara penyajian informasi kepada masyarakat tergantung pada jenis informasi yang diperlukan dan siapa yang memerlukannya. Kembali kepada peranan yang ada di masyarakat, seperti LBH, Puskesmas, biro perjalanan, kursus-kursus, pusat-pusat pengembangan dan ketrampilan  dan sebagainya. Peranan konselor dapat berada didalam lembaga-lembaga tersebut atau dengan membentuk  seperti “Biro Pelayanan Orientasi dan Informasi”.





























BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
2.      Layanan orientasi di sekolah itu dapat berupa keadaan fisik, materi dan kondisi kegiatan, peraturan dan berbagai ketentuan lainnya.
3.      Metode layanan orientasi sekolah dapat dilakukan dengan kunjungan ke SD  pemasok, kunjungan ke SLTP pemesan, malam pertemuan dengan orang tua, staf konselor bertemu dengan guru-guru membicarakan siswa-siswa baru, mengunjungi kelas, memanfaatka siswa senior.
4.      Layanan orientasi diluar sekolah tergantung pada jenis orientasi dan siapa yang memerlukannya. Misal seorang mantan narapidana membutuhkan lembaga Pusat Rehabilitas Narapidana.
5.      Layanan informasi adalah dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada individu yang yang berkepentingan tentang berbagai hal diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan atau untuk menentukan arah dan tujuan atau rencana yang dikehendaki.
6.      Jenis-jenis layanan informasi ada tiga, yaitu layanan pendidikan, layanan jabatan, dan layanan informasi sosial budaya.
7.      Metode layanan informasi di sekolah yaitu seperti metode ceramah, diskusi, wawancara, karyawisata, buku panduan, konferensi karier, dan lain-lain.
8.      Layanan informasi diluar sekolah tergantung pada jenis orientasi dan siapa yang memerlukannya. Seperti LBH, Puskesmas, Biro Perjalanan, kursus-kursus, dan Biro Orientasi dan Informasi

B.     Saran
1.      Pembekalan layanan orientasi dan layanan informasi diberikan bukan hanya lewat pendidikan saja tetapi di dalam keluarga anak juga harus mendapatkannya.
2.      Pemberian metode layanan BK sebaiknya disesuaikan dengan kondiasi anak.
3.      Seorang konselor yang baik adalah seorang konselor yang mampu sabar dan kompeten dalam menangani masalah anak didiknya.
4.      Sebaiknya anak diajarkan sedini mungkin mengenai layanan orientasi dan informasi, supaya anak lebih siap bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno.dkk. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta  RINEKA CIPTA. Halaman 255-272.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar