Rabu, 20 Agustus 2014

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM “INGATAN, KELUPAAN, FUNGSI MENYIMPAN, PROSES BERFIKIR, DAN BERFIKIR KREATIF”



MAKALAH
PSIKOLOGI UMUM
 “INGATAN, KELUPAAN, FUNGSI MENYIMPAN, PROSES BERFIKIR, DAN BERFIKIR KREATIF”
Dosen Pengampu: M Rozikan


Disusun Oleh:
Kelompok 5
Wijaya Kusuma Aditya  N     (12110160)
Indah Saputri                          (12110177)
Khasanatul Lidayati               (12110183)



JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN
DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012/2013













BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Semua manusia dibumi ini pasti diciptakan dengan dibekali akal pikiran dari sang pencipta. Diberi kemampuan untuk mengingat apa yang dilihat atau yang ditangkap melalui persepsinya. Membicarakan tentang ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan. Karena ingatan dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang yang bermuka dua, satu sisi dengan sisi yang lain tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara apa  yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan yang terbaik. Ini berarti bahwa makin banyak yang dapat diingat, akan makin sedikit yang dilupakan, begitu sebaliknya.
Selain itu, hal yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lain yaitu, adanya kemampuan manusia untuk berfikir. Proses dalam pemecahan masalah itulah yang disebut dengan proses berfikir. Manusia dapat berkreasi dan berinovasi sesuai dengan apa yang dipikirkannya.  Orang yang berfikir kreatif akan menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight (pemahaman).  
Hal-hal tersebut yang akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih. Dan mampu memberikan referensi serta pengetahuan yang lebih luas dan memberikan manfaat yang positif bagi semua.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah ingatan itu?
2.      Bagaimanakah proses terjadinya kelupaan?
3.      Bagaimana fungsi penyimpanan itu?
4.      Bagaimanakah proses berfikir itu?
5.      Bagaimanakah berfikir kreatif itu?
C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui apa ingatan itu.
2.      Untuk mengidentifikasi proses terjadinya kelupaan.
3.      Untuk mengidentifikasi bagaimana terjadinya fungsi penyimpanan.
4.      Untuk menjelaskan bagaimana proses berfikir.
5.      Untuk mengetahui bagaimana berfikir kreatif .


























BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ingatan
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory. Pada umumnya para ahli memandang sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Hal ini menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya.
Orang dapat mengingat suatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan kedalam jiwanya, kemudian simpan dan  pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian, maka ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau (Woodworth dan Marquis, 1957).
Istilah lain yang juga sering digunakan untuk memasukkan (encoding), menyimpan (storage), dan untuk menimbulkan kembali (retrieval).
Sifat ingatan antara lain sebagai berikut:
1). Ingatan yang cepat dan mudah; artinya seseorang dapat dengan mudah dalam menerima kesan-kesan, misal ada orang yang dengan cepat dapat mengingat suatu lagu dan ada pula yang lambat.
2). Ingatan yang luas; artinya sekaligus seeorang dapat menerima banyak kesan-kesan dalam daerah yang luas.
3). Ingatan yang teguh; artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya atau tidak mudah lupa.
4). Ingatan yang setia; artinya artinya kesan yang telah diterimanya itu tetap tidak berubah, melainkan tetap sebagaimana pada waktu menerimanya.
5). Ingatan mengabdi atau patuh; artinya bahwa kesan yang pernah dicamkan dapat dengan mudah direproduksi secara lancar.
Tahapan atau stage tertentu dalam mengingat: stimulus yang merupakan sensory input dipersepsi melalui alat indera (sensory register). Untuk mengadakan persepsi perlu adanya perhatian. Apa yang dipersepsi itu masuk dalam ingatan, dan dalam waktu yang singkat apa yang persepsi itu dapat ditimbulkan kembali sebagai memory output. Ini yang disebut short-term memory atau short-term store. Namun ada juga yang tidak segera ditimbulkan sebagai output memory, tetapi disimpan dalam ingatan melalui encoding. Dan baru pada suatu waktu apabila dibutuhkan untuk ditimbulkan kembali (retrival) sebagai memory output. Inilah yang disebut long-term memory atau long-term store.
Dengan demikian, dapat dibedakan antara short-term memory, long-term memory dan sensory memory. Perbedaan antara ketiga macam ingatan tersebut terletak pada waktu antara masuknya stimulus untuk dipersepsi dn ditimbulkannya kembali sebagai memory output. Apabila jarak waktu antara pemasukan stimulus dan penimbulan kembali sebagai memory output berkisar antara 20-30 detik merupakan short-term memory, sedangkan selebihnya merupakan long-term memory, dan untuk sensory memory waktunya lebih pendek lagi, kira-kira 1 detik.
Beberapa eksperimen mengenai ingatan, tokoh yang mempelopori eksperimen mengenai ingatan adalah Ebbinghaus. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)      Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan penelitian ingatan dengan melihat sampai sejauh mana waktu yang diperlukan oleh S (subjek) untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, misalnya dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan.
2)      Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan metode yang berbentuk S (subyek) disuruh mempelajari kembali materi yang pernah  dipelajari sebelumnya sampai pada suatu kriteria tertentu, seperti pada S mempelajari materi tersebut pada pertama kali. Misalnya S mempelajari syair sampai hafal betul membutuhkan waktu 10 menit, kemudian pada saat mempelajari yang kedua kalinya hanya membutuhkan waktu 8 menit. Jadi, ada waktu 2 menit yang dihemat dan disimpan.
3)      Metode rekonstruksi
Metode ini merupakan metode yang berbentuk dimana subyek disuruh mengkonstruksi kembali suatu materi yang diberikan kepadanya. Misalnya seperti permainan puzzle, subyek disuruh untuk menggabungkan kembali sesuai dengan bentuk semula.
4)      Metode mengingat kembali
Metode ini digunakan untuk mengambil bentuk dengan cara pengenalan kembali. Subyek disuruh untuk mempelajari suatu materi kemudian diberikan materi untuk mengetahui samapi sejauh mana yang dapat diingat dengan bentuk pilihan benar salah atau dengan pilihan ganda.
5)      Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil bentuk subyek disuruh secara berpasang-pasangan. Misalnya mengingat nama seseorang beserta nomor teleponnya.

B.     Kelupaan
Berbicara mengenai ingatan sebenarnya juga berbicara mengenai kelupaan. Karena ingatan dan kelupaan dapat diibaratkan sebagai sekeping mata uang yang bermuka dua, satu sisi dengan sisi yang lain tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara apa  yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan yang terbaik. Ini berarti bahwa makin banyak yang dapat diingat, akan makin sedikit yang dilupakan, begitu sebaliknya.
Terdapat beberapa teori tentang kelupaan :
1.      Teori atropi
Teori ini juga sering disebut teori disense atau teori disuse, yaitu suatu teori mengenai kelupaan yang menitikberatkan pada lama interval. Menurut teori ini kelupan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran, hingga pada akhirnya orang akan mengalami kelupaan. Teori ini lebih bersumber pada aspek fisiologis, apabila otot-otot lama tidak digunakan, otot tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik/mengalami kelumpuhan, demikian pula halnya dengan ingatan.
2.    Teori interferensi
Teori ini lebih menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori ini kelupaan itu terjadi karena memory traces saling bercampur satu dengan yang lain dan saling mengangggu, saling berinterferensi sehingga hal ini dapat menimbulkan kelupaan. Teori interferensi dapat dibedakan (1) interferensi yang proaktif, dan (2) interferensi yang retroaktif.
            Interferensi yang proaktif adalah interferensi yang terjadi bahwa materi yang mendahului akan mengganggu materi yang kemudian dan ini dapat menimbulkan kelupaan. Apabila ini diformulasikan dalam bentuk diagram maka bentuknya sebagai berikut.
            Kelompok eksperimen            : belajar A, belajar B, tes B
            Kelompok kontrol                   : belajar B, tes B

            Dalam hal ini maka materi A yang dipelajari oleh kelompok eksperimen akan dapat mengganggu pada waktu S (subjek) melakukan tes B, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kelupaan pada materi B. Ini yang disebut dengan interferensi proaktif.
            Interferensi retroaktif adalah inteferensi yang terjadi bahwa materi yang dipelajari kemudian dapat menginterferensi materi yang dipelajari lebih dahulu. Apabila ini diformulasikan dalam bentuk diagram, maka bentuknya sebagai berikut.
            Kelompok eksperimen            : belajar A, belajar B, tes A
            Kelompok kontrol                   : belajar A, tes A

Dalam hal ini materi B yang dipelajari oleh kelompok eksperimen akan dapat menggamggu S (subjek) pada waktu subjek mengerjakan tes A, materi B akan menginterferensi materi A. Ini yang dimaksud dengan interferensi retroaktif.
Dengan demikian akan jelaslah kedua teori mengenai sebab-sebab terjadinya kelupaan itu. Tetapi kalau diteliti lebih lanjut keduanya mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kelupaan. Dengan adanya kelupaan menunjukkan bahwa kemampuan mengingat manusia itu terbatas.
Maka langkah praktis agar yang disimpan dalam ingatan itu tetap baik, diperlukan ulangan-ulangan dari bahan-bahan yang pernah dipelajari. Seperti hukum Jost: belajar empat kali a 2 jam, akan lebih baik hasilnya apabila dibanding dengan belajar 8 jam sekaligus, sekalipun waktunya sama yaitu 8 jam. 
C.    Fungsi Menyimpan
Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi. Problem yang timbul berkaitan dengan fungsi ini ialah bagaimana agar yang telah dipelajari atau yang telah dimasukkan dapat disimpan dengan baik, sehingga suatu waktu dapat ditimbulkan apabila dibutuhkan.
Setiap proses belajar akan menimbulkan jejak-jejak (traces) dalam jiwa seseorang, dan jejak ini untuk sementara disimpan dalam ingatan yang pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali, disebut sebagai memory traces.
Tetapi tidak semua memory traces akan tetep tetap tinggal dengan baik, karena pada suatu waktu memory traces dapat hilang, dalam hal ini orang mengalami kelupaan.
Disamping memory traces dapat hilang, juga dapat berubah tidak seperti semula, sehingga apabila ditimbulkan kembali untuk diingat, apa yang muncul tidak seperti pada waktu dipelajari hal tersebut. Hal ini yang disebut bahwa ingatan ingatan orang tersebut tidak setia, apa yang diingat dapat berubah atau berkurang dari keadaan pada waktu dipelajari. Ada bagian yang hilang atau tidak dapat diingat kembali.
Sehubungan dengan masalah penyimpanan (retensi) dan juga mengenai masalah kelupaan, suatu persoalan yang timbul ialah soal interval, yaitu jarak waktu antara memasukkan atau mempelajari dan menimbulkan kembali apa yang telah dipelajari.
Mengenai interval dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
1). Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu antara waktu pemasukan bahan (act of learning) sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi. Makin lama interval, makin kurang retensinya, ataundengan kata lain kekuatan retensinya turun.
2). Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusak atau mengganggu memory traces sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
D. Proses Berfikir
Proses dalam pemecahan masalah itu disebut proses berfikir. Dalam pemecahan masalah timbullah dalam jiwa kita berbagai kegiatan, antara lain:
1.      Kita menghadapi suatu situasi yang mengandung masalah. Pertama-tama kita mengetahui lebih dulu apa masalahnya, atau apakah yang kita hadapi itu suatu masalah.
2.      Bagaimanakah masalah itu dapat dipecahkan.
3.      Hal-hal manakah yang sekiranya dapat membantu pemecahan masalah tersebut.
4.       Apakah tujuan masalah itu dipecahkan.
Dari bermacam-macam masalah, ada pula bermacam-macam cara pemecahan antara lain:
      Dengan insting
      Dengan kebiasaan-kebiasaan
      Dengan aktivitas pikir
Dalam proses berfikir juga timbul berbagai kegiatan-kegiatan jiwa antara lain:
      Membentuk pengertian
      Membentuk pendapat
      Membentuk kesimpulan

D.    Berfikir Kreatif
Orang yang berfikir kreatif akan menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight.
Dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang baru atau pemecahan masalah. Tingkatan-tingkatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1.Persiapan (preparation)
, yaitu tingkatan seseorang memformulasikan masalah dan mengumpulkan fakta-fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru.
2.Tingkatan ink
ubasi, yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa seseorang, karena individu tidak segera memperoleh pemecahan masalah.
3.Tingkat masalah atau iluminasi
, yaitu tingkatan dimana mendapatkan pemecahan masalah, seseorang mengalami “Aha”, secara tiba-tiba akan memperoleh pemecahan masalah tersebut.
4.Tingkat evaluasi
, yaitu mengecek apakah permasalahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok atau tidak.
5.Tingkat revisi
, yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya.
Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berfikir dapat disebabkan antara lain karena (1) data yang kurang sempurna, sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh, (2) data yang ada belum dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir.
Kekurangan data dan kurang jelasnya data akan menjadikan hambatan dalam proses berfikir seseorang, lebih-lebih kalau datanya bertentangan satu dengan yang lain, misalnya dalam ceritera-ceritera detektif. Karena itu ruwet tidaknya sesuatu masalah, lengkap tidaknya data akan dapat membawa sulit tidaknya dalam proses berfikir seseorang.


















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau.
2.      Hubungan antara apa  yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan yang terbaik. Makin banyak yang dapat diingat, akan makin sedikit yang dilupakan, begitu sebaliknya.
3.      Fungsi kedua dari ingatan adalah mengenai penyimpanan (retention) apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi.
4.      Proses dalam pemecahan masalah itu disebut proses berfikir.
5.      Berfikir kreatif akan menciptakan sesuatu yang baru, timbulnya atau munculnya hal baru tersebut secara tiba-tiba ini yang berkaitan dengan insight.

B.     Saran
Jika ingin ingatan kita masih tetap jernih, diharuskan untuk mengulang lebih sering tentang hal-hal yang telah kita pelajari sebelumnya, agar tidak terdelete memori-memori tersebut dari pikiran kita.









DAFTAR PUSTAKA

Walgito, Bimo. 2004 . Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi.
Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar