Rabu, 20 Agustus 2014

MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI “KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI”




MAKALAH
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
“KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI”

Dosen Pengampu:Venty S.Ag., M.Pd





Disusun Oleh Kelompok 7 :
Lailatul Uktafiyah        12110158
M Lutfi Alfian              12110159
Gampang Sumartin      12110170
Khasanatul Lidayati     12110183




JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2012





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berkomunikasi disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa melalui perantara atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam konteks komunikasi beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua orang secara langsung.
Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Komunikasi sendiri adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu menyesesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia selalu berkomunikasi dan berkomunikasi yang paling sering dilakukan adalah komunikasi antar pribadi maka, komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu karakteristik dari komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar pribadi sesuatu yang dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak semua orang memiliki skill dalam berkomunikasi.
Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain. Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Konflik dalam hubungan antar pribadi tersebutyang akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan mampumemberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih memberikan referensi serta pengetahuan dalam berkomunikasi yang lebih baik dan lebih jauh lagi dalam perkembangan positif.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian konflik dan nilai positifnya?
2.      Bagaimanakah strategi dalam mengatasi konflik?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian konflik dan nilai positifnya.
2.      Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam mengatasi konflik.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konflik dan nilai positifnya
1.      Pengertian konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain (Johnson, 1981).
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk.
Berbagai mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu tradisional maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia.
Menurut Myers, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan.
2.      Nilai positif konflik
Sesungguhnya, bila kita mampu mengelolanya secara konstruktif, konflik justru dapat memberikan manfaat positif bagi diri kita sendiri maupun bagi hubungan kita dengan orang lain. Beberapa contoh manfaat positif dari konflik adalah sebagai berikut (Johnson, 1981).
1.      Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang lain. Misal kalau anda ingin menonton bioskop, sedangkan kekasih anda ingin makan di restoran, mungkin hal itu menandakan adanya perbedaan hobi diantara kalian berdua yang perlu anda perhatikan.
2.      Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita. Misal kalau kekasih anda marah karena anda lupa lagi menjemputnya pulang dari kampus, sebaiknya anda sungguh-sungguh mulai belajar disiplin mengatur jadwal kegiatan dan membuat catatan kegiatan dengan cermat.
3.      Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita sadari atau kita biarkan tidak muncul ke permukaan. Misal konflik dengan tetangga sebelah karena merasa terganggu oleh tape recorder yang disetel keras dapat mendorong untuk sekaligus menyampaikan keberatan kita terhadap kebiasaannya.
4.      Konflik dapat menjadikan kehidupan lebih menarik. Misal perbedaan pendapat dengan seorang teman tentang suatu pokok persoalan dapat menimbulkan perdebatan yang memaksa kita lebih mendalam dan memahami pokok persoalan tersebut, selain menjadikan hubungan kita tidak membosankan.
5.      Perbedaan pendapat dapat membimbing ke arah tercapainya kepurusan bersama yang lebih matang dan bermutu.
6.      Konflik dapat menghilangkan ketegangan kecil dalam hubungan kita dengan seseorang. Misal sesudah pertengkaran mulut yang cukup dahsyat seseorang akan melepaskan kejengkelan-kejengkelan terhadap lawan konflik sehingga ketegangan-ketegangan akan hilang setelah didamaikan.
7.      Konflik dapat menjadikan kita sadar tentang siapa atau macam apa diri kita sesungguhnya. Misal lewat pertengkaran dengan orang lain, kita menjadi sadar tentang apa yang tidak kita sukai, yang membuat kita tersinggung, dan apa yang kita hargai.
8.      Konflik dapat menjadi sumber hiburan. Misal konflik dalam bentuk permainan dan perlombaan.
9.      Konflik dapat mempererat dan memperkaya. Misal hunbungan tetap bertahan kendati diwarnai dengan banyak konflik dapat membuat kedua belah pihak sadar bahwa hubungan mereka sangat berharga, juga dapat menjadi semakin erat dan karenanya juga menyenangkan.
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan terjadinya konflik dalam suatu hubungan antar pribadi. Beberapa penyebab tersebut antara lain:
·         Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani hubungan, seseorang tidak selalu sejalan dengan orang lain.Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
·         Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
·         Perbedaan kepentingan antara individu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

B.     Strategi dalam mengatasi konflik
Walaupun suatu konflik juga dapat memberikan kontribusi positif dalam suatu hubungan, beberapa kalangan memilih untuk meminimalisir terjadinya konflik. Mereka mungkin tidak yakin dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik, atau mungkin untuk menjaga suatu hubungan agar tampak selalu ada hambatan dan sebagainya. Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan beberapa cara antara lain:
·         Disiplin: Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
·         Pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
·         Komunikasi: Suatu komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
·          Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Orang lain yang sedang berbicara tidak kita potong kalimatnya akan menimbulkan kesan bahwa kita menghargainya sehingga orang tersebut merasa nyaman. Selain menghasilkan komunikasi yang efektif, dengan mendengarkan secara aktif, kita akan mendapatkan informasi yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan konflik.
Masing-masing setiap orang memiliki strategi dalam mengatasi masalah. Strategi-strategi tersebut merupakan hasil belajar yang dimulai sejak usia kanak-kanak, biasanya akan bekerja secara otomatis dan kita biasanya tidak menyadari cara bertingkah laku kita dalam situasi-situasi konflik atau berlansung secara spontan. Bila kita terlibat konflik dengan orang lain, ada beberapa hal yang harus pertimbangkan antra lain:
1.      Tujuan atau kepetingan pribadi kita. Tujuan pribadi ini dapat kita rasakan sebagai hal sangat penting sehingga harus kita pertahankan mati-matian dan atau tidak terlalu penting sehingga dengan mudah dapat kita korbankan.
2.      Hubungan baik dengan pihak lain. Ini juga dapat dirasakan sebagai hai yang sangat penting dan atau hal yang penting.
Berdasarkan dua pertimbangan diatas, dapat ditemukan lima gaya dalam menyelesaikan mengelola konflik antar pribadi (Johnson, 1981).
1.      Gaya kura-kura, maksudnya kura-kura lebih senang menarik diri bersembunyi ke dalam tempurung badanya untuk melindungi konflik. Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok soal maupun dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanyalah sis-sia. Dalam perwayangan watak seperti ini dapat kita temukan pada figur Baladewa.
2.      Gaya ikan hiu, maksudnya ikan hiu senang mnaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik nyang ia sodorkan. Baginya tercapainya tujuan pribadi adalah utama, sedanh dengan pihak lain tidak terlalu penting. Baginya konflik harus dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan yang lainnya kalah. Watak seperti ini selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam ikan-ikan lain. Dalam pewayangan sikap semacam ini dapat kita temukan pda figur Duryudana.
3.      Gaya kancil, maksudnya seekor kancil sangat mengutamakan hubungan dan kurang mementingkan tujusn pribadi. Ia ingin diterima dan disukai oleh binatang yang lain, ia berkeyakinan konflik harus dihindari demi kerukunan agar hubungan idak rusak. Dalam pewayangan watak seperti ini dapat kita temukan pada figur Puntadewa.
4.      Gaya rubah, maksudnya senang mencari kompromi. Baginya tercapainya tujuan dan hubungan baik dengan pihk lain cukup penting. 1 mau mengorbankan sedikit tujuan dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.
5.      Gaya burung hantu, maksudnya sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungan dengan pihak lain. Baginya konflik harus dicari pemecahan masalahnya yang sejalan dengan tujuan dan pribadi maupun lawannya. Menghadapi konflik burung hantu akan selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan bagi kedua pihak untuk menghilangkan ketegangan dan perasaan negatif yang muncul dari kedua pihak. Dalam pewayangan watak semacam ini dapat kita temukan pada figur Kresna.
Jadi, kita perlu memahami strategi yang biasa kia gunakan dalam menghadapi dan memecahkan masalah dengan orang lain. Dengan memahami strategi kita berharap akhirnya dapat membiasakan diri menggunakan strategi yang paling efektif ditinjau dari sudut tercapainya tujuan pribadi maupun terpeliharanya hubungan baik dengan orang lain.
Selain itu, ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik yaitu:
ü  Berkompetisi: Pilihan tindakan ini bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan.Tindakan ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
ü  Menghindari konflik: Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi. Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.Dampak kurang baik bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang menyelesaikan persoalan tersebut.
ü  Akomodasi: Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan baik menjadi hal yang utama di sini.
ü  Kompromi: Tindakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi yang saling menguntungkan.
ü  Berkolaborasi: Menciptakan situasi seri dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus kita pertimbangkan.
















BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
1.      Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan.
2.      Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang lain.
3.      Konflik dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita.
4.      Konflik dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang ini selama ini tidak jelas.

B.     Saran
1.      Mengatasi suatu konflik dapat diselesaikan melalui komunikasi yang lebih terbuka diantara kedua belah pihak agar konflik tersebut menemukan titik terang suatu permasalah.
2.      Dalam menghadapi suatu konflik kita harus memiliki pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan.
3.      Dalam menjalin suatu hubungan sosialisasi antar sesame kita harus selalu menjaga komunikasi antar sesama agar terhindar dari suatu konflik.












Dartar Pustaka
A Supratiknya.1995.Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: KANISIUS.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar