MAKALAH
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
“KONFLIK DALAM HUBUNGAN ANTAR PRIBADI”
Dosen Pengampu:Venty S.Ag., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :
Lailatul Uktafiyah 12110158
M Lutfi Alfian 12110159
Gampang Sumartin 12110170
Khasanatul Lidayati 12110183
JURUSAN PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP
PGRI SEMARANG
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkomunikasi
disetiap situasi itulah hal yang sering kita lakukan dan pasti kita lakukan.
Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu proses
penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan bisa melalui perantara
atau media dengan adanya efek-efek atau timbal balik. Dalam konteks komunikasi
beragam adanya salah satunya adalah Komunikasi Antar Pribadi. Dimana proses
komunikasi yang terjadi antar individu-individu dan biasanya terjadi antara dua
orang secara langsung.
Komunikasi
antar pribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar
perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa
medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan
tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon,
surat menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Komunikasi sendiri adalah proses
penyesuaian yang terjadi hanya bila komunikator menggunakan sistem isyarat yang
sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu menyesesuaikan agar
terciptanya kesamaan makna. Manusia selalu berkomunikasi dan berkomunikasi yang
paling sering dilakukan adalah komunikasi antar pribadi maka, komunikasi
sebagai perwujudan kesamaan akan makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu
karakteristik dari komunikasi antar pribadi itu sendiri adalah komunikasi antar
pribadi sesuatu yang dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun,
tidak semua orang memiliki skill dalam berkomunikasi.
Setiap
hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat
atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu
pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain.
Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini
berarti, bila kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan
dan perilaku komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua
konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Konflik dalam hubungan antar
pribadi tersebutyang
akan menjadi kajian pada pembahasan dalam makalah ini, diharapkan
mampumemberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih memberikan referensi serta
pengetahuan dalam berkomunikasi yang lebih baik dan lebih jauh lagi dalam
perkembangan positif.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
pengertian konflik dan nilai positifnya?
2.
Bagaimanakah
strategi dalam mengatasi konflik?
C. Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian konflik dan nilai positifnya.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana strategi dalam mengatasi konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konflik dan
nilai positifnya
1.
Pengertian
konflik
memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Setiap
hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat
atau perbedaan kepentingan. Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu
pihak berakibat menghalangi, menghambat, atau mengganggu tindakan pihak lain
(Johnson, 1981).
Robbins
(1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu
proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat
(sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif.Sedang menurut Luthans (1981) konflik adalah
kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan.
Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.
Konflik
terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini berarti, bila
kita ingin mengetahui konflik, kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku
komunikasi. Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik
berakar pada komunikasi yang buruk.
Berbagai
mitos tentang konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu tradisional
maupun kontemporer. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai
sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Bahkan sering kali konflik dikaitkan
dengan kemarahan, agresivitas, pertentangan baik secara fisik maupun dengan
kata-kata kasar. Sebaliknya, pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan
pada anggapan bahwa konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai
konsekuensi logis interaksi manusia.
Menurut
Myers, jika komunikasi adalah suatu proses transaksi, yang berupaya mempertemukan
perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam
proses itu, pasti ada konflik. Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara
verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka,
gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan.
2.
Nilai positif konflik
Sesungguhnya, bila kita mampu mengelolanya secara
konstruktif, konflik justru dapat memberikan manfaat positif bagi diri kita
sendiri maupun bagi hubungan kita dengan orang lain. Beberapa contoh manfaat
positif dari konflik adalah sebagai berikut (Johnson, 1981).
1.
Konflik dapat menjadikan kita sadar
bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan kita dengan orang
lain. Misal kalau anda ingin menonton bioskop, sedangkan kekasih anda ingin makan
di restoran, mungkin hal itu menandakan adanya perbedaan hobi diantara kalian
berdua yang perlu anda perhatikan.
2.
Konflik dapat menyadarkan dan
mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri kita. Misal kalau
kekasih anda marah karena anda lupa lagi menjemputnya pulang dari kampus,
sebaiknya anda sungguh-sungguh mulai belajar disiplin mengatur jadwal kegiatan
dan membuat catatan kegiatan dengan cermat.
3.
Konflik dapat menumbuhkan dorongan
dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang selama ini tidak jelas kita
sadari atau kita biarkan tidak muncul ke permukaan. Misal konflik dengan
tetangga sebelah karena merasa terganggu oleh tape recorder yang disetel keras
dapat mendorong untuk sekaligus menyampaikan keberatan kita terhadap kebiasaannya.
4.
Konflik dapat menjadikan kehidupan
lebih menarik. Misal perbedaan pendapat dengan seorang teman tentang suatu
pokok persoalan dapat menimbulkan perdebatan yang memaksa kita lebih mendalam
dan memahami pokok persoalan tersebut, selain menjadikan hubungan kita tidak
membosankan.
5.
Perbedaan pendapat dapat membimbing
ke arah tercapainya kepurusan bersama yang lebih matang dan bermutu.
6.
Konflik dapat menghilangkan
ketegangan kecil dalam hubungan kita dengan seseorang. Misal sesudah
pertengkaran mulut yang cukup dahsyat seseorang akan melepaskan
kejengkelan-kejengkelan terhadap lawan konflik sehingga ketegangan-ketegangan
akan hilang setelah didamaikan.
7.
Konflik dapat menjadikan kita sadar
tentang siapa atau macam apa diri kita sesungguhnya. Misal lewat pertengkaran
dengan orang lain, kita menjadi sadar tentang apa yang tidak kita sukai, yang
membuat kita tersinggung, dan apa yang kita hargai.
8.
Konflik dapat menjadi sumber
hiburan. Misal konflik dalam bentuk permainan dan perlombaan.
9.
Konflik dapat mempererat dan
memperkaya. Misal hunbungan tetap bertahan kendati diwarnai dengan banyak
konflik dapat membuat kedua belah pihak sadar bahwa hubungan mereka sangat
berharga, juga dapat menjadi semakin erat dan karenanya juga menyenangkan.
Ada beberapa faktor yang dapat
menimbulkan terjadinya konflik dalam suatu hubungan antar pribadi. Beberapa
penyebab tersebut antara lain:
·
Perbedaan individu yang meliputi
perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap
orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.
Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata
ini dapat menjadi faktor penyebab konflik, sebab dalam menjalani hubungan,
seseorang tidak selalu sejalan dengan orang lain.Misalnya, ketika berlangsung
pentas musik di lingkungan pemukiman, perasaan setiap warganya akan
berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang
merasa terhibur.
·
Perbedaan latar belakang kebudayaan
sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
·
Perbedaan kepentingan antara
individu.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
B.
Strategi
dalam mengatasi konflik
Walaupun suatu konflik juga dapat
memberikan kontribusi positif dalam suatu hubungan, beberapa kalangan memilih
untuk meminimalisir terjadinya konflik. Mereka mungkin tidak yakin dapat
menyelesaikan konflik itu dengan baik, atau mungkin untuk menjaga suatu
hubungan agar tampak selalu ada hambatan dan sebagainya. Konflik dapat dicegah
atau dikelola dengan beberapa cara antara lain:
·
Disiplin: Mempertahankan disiplin
dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus
mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika
belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
·
Pertimbangan pengalaman dalam tahapan
kehidupan: Konflik dapat dikelola dengan mendukung perawat untuk mencapai
tujuan sesuai dengan pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior
yang berprestasi dapat dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi, sedangkan bagi perawat senior yang berprestasi dapat dipromosikan
untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
·
Komunikasi: Suatu komunikasi yang
baik akan menciptakan lingkungan yang kondusif. Suatu upaya yang dapat
dilakukan untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang
efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu
cara hidup.
·
Mendengarkan secara aktif: Mendengarkan secara
aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Orang lain yang sedang
berbicara tidak kita potong kalimatnya akan menimbulkan kesan bahwa kita
menghargainya sehingga orang tersebut merasa nyaman. Selain menghasilkan
komunikasi yang efektif, dengan mendengarkan secara aktif, kita akan
mendapatkan informasi yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang
menyebabkan konflik.
Masing-masing setiap orang memiliki
strategi dalam mengatasi masalah. Strategi-strategi tersebut merupakan hasil
belajar yang dimulai sejak usia kanak-kanak, biasanya akan bekerja secara
otomatis dan kita biasanya tidak menyadari cara bertingkah laku kita dalam
situasi-situasi konflik atau berlansung secara spontan. Bila kita terlibat
konflik dengan orang lain, ada beberapa hal yang harus pertimbangkan antra
lain:
1.
Tujuan atau kepetingan pribadi kita.
Tujuan pribadi ini dapat kita rasakan sebagai hal sangat penting sehingga harus
kita pertahankan mati-matian dan atau tidak terlalu penting sehingga dengan
mudah dapat kita korbankan.
2.
Hubungan baik dengan pihak lain. Ini
juga dapat dirasakan sebagai hai yang sangat penting dan atau hal yang penting.
Berdasarkan dua pertimbangan diatas,
dapat ditemukan lima gaya dalam menyelesaikan mengelola konflik antar pribadi
(Johnson, 1981).
1.
Gaya kura-kura, maksudnya kura-kura
lebih senang menarik diri bersembunyi ke dalam tempurung badanya untuk
melindungi konflik. Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok soal maupun
dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya bahwa setiap
usaha memecahkan konflik hanyalah sis-sia. Dalam perwayangan watak seperti ini
dapat kita temukan pada figur Baladewa.
2.
Gaya ikan hiu, maksudnya ikan hiu
senang mnaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik nyang ia
sodorkan. Baginya tercapainya tujuan pribadi adalah utama, sedanh dengan pihak
lain tidak terlalu penting. Baginya konflik harus dipecahkan dengan cara satu
pihak menang dan yang lainnya kalah. Watak seperti ini selalu mencari menang
dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam ikan-ikan lain. Dalam
pewayangan sikap semacam ini dapat kita temukan pda figur Duryudana.
3.
Gaya kancil, maksudnya seekor kancil
sangat mengutamakan hubungan dan kurang mementingkan tujusn pribadi. Ia ingin
diterima dan disukai oleh binatang yang lain, ia berkeyakinan konflik harus
dihindari demi kerukunan agar hubungan idak rusak. Dalam pewayangan watak
seperti ini dapat kita temukan pada figur Puntadewa.
4.
Gaya rubah, maksudnya senang mencari
kompromi. Baginya tercapainya tujuan dan hubungan baik dengan pihk lain cukup
penting. 1 mau mengorbankan sedikit tujuan dan hubungannya dengan pihak lain
demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.
5.
Gaya burung hantu, maksudnya sangat
mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya sekaligus hubungan dengan pihak lain.
Baginya konflik harus dicari pemecahan masalahnya yang sejalan dengan tujuan
dan pribadi maupun lawannya. Menghadapi konflik burung hantu akan selalu
berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan bagi kedua pihak untuk
menghilangkan ketegangan dan perasaan negatif yang muncul dari kedua pihak.
Dalam pewayangan watak semacam ini dapat kita temukan pada figur Kresna.
Jadi, kita perlu memahami strategi
yang biasa kia gunakan dalam menghadapi dan memecahkan masalah dengan orang
lain. Dengan memahami strategi kita berharap akhirnya dapat membiasakan diri
menggunakan strategi yang paling efektif ditinjau dari sudut tercapainya tujuan
pribadi maupun terpeliharanya hubungan baik dengan orang lain.
Selain itu, ada lima tindakan yang
dapat kita lakukan dalam penanganan konflik yaitu:
ü
Berkompetisi: Pilihan tindakan ini
bisa sukses dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat,
kepentingan salah satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital. Hanya
perlu diperhatikan situasi menang-kalah akan terjadi disini. Pihak yang kalah
akan merasa dirugikan dan dapat menjadi konflik yang berkepanjangan.Tindakan
ini bisa dilakukan dalam hubungan atasan-bawahan, dimana atasan menempatkan
kepentingannya (kepentingan organisasi) di atas kepentingan bawahan.
ü
Menghindari konflik: Tindakan ini
dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi tersebut secara fisik
ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanyalah menunda konflik yang terjadi.
Menghindari konflik bisa dilakukan jika masing-masing pihak mencoba untuk
mendinginkan suasana, membekukan konflik untuk sementara.Dampak kurang baik
bisa terjadi jika pada saat yang kurang tepat konflik meletus kembali, ditambah
lagi jika salah satu pihak menjadi stres karena merasa masih memiliki hutang
menyelesaikan persoalan tersebut.
ü
Akomodasi: Yaitu jika kita mengalah
dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat
keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa
kepentingan pihak lain lebih utama atau kita ingin tetap menjaga hubungan baik
dengan pihak tersebut. Pertimbangan antara kepentingan pribadi dan hubungan
baik menjadi hal yang utama di sini.
ü
Kompromi: Tindakan ini dapat
dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama
penting dan hubungan baik menjadi yang utama. Masing-masing pihak akan
mengorbankan sebagian kepentingannya untuk mendapatkan situasi yang saling
menguntungkan.
ü
Berkolaborasi: Menciptakan situasi
seri dengan saling bekerja sama. Pilihan tindakan ada pada diri kita sendiri
dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan. Jika terjadi konflik pada
lingkungan kerja, kepentingan dan hubungan antar pribadi menjadi hal yang harus
kita pertimbangkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Setiap
hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat,
atau perbedaan kepentingan.
2. Konflik
dapat menjadikan kita sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungan
kita dengan orang lain.
3. Konflik
dapat menyadarkan dan mendorong kita untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
diri kita.
4. Konflik
dapat menumbuhkan dorongan dalam diri kita untuk memecahkan persoalan yang ini
selama ini tidak jelas.
B. Saran
1.
Mengatasi suatu konflik dapat diselesaikan melalui komunikasi yang lebih terbuka diantara kedua belah pihak agar konflik tersebut menemukan titik terang suatu permasalah.
2.
Dalam menghadapi suatu konflik kita harus memiliki pertimbangan pengalaman dalam tahapan kehidupan.
3.
Dalam menjalin suatu hubungan sosialisasi antar sesame kita harus selalu menjaga komunikasi antar sesama agar terhindar dari suatu konflik.
Dartar Pustaka
A Supratiknya.1995.Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: KANISIUS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar