MAKALAH
PSIKOLOGI ANAK
“MASA KANAK-KANAK AWAL”
Disusun untuk memenuhi
tugas Mata kuliah Psikologi Anak
Dosen
Pengampu: Allif Rahmi Hani, M.Psi.Psi

Di
susun oleh : kelompok 6
1.
Siti Masitoh 12110181
2.
Yulia Kurniawati 12110182
3.
Khasanatul Lidayati 12110183
4.
Mirawati 12110184
5.
Liska Maya Rina 12110185
6.
Venia Rahmayanti 12110186
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
PSIKOLOGI
PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
IKIP PGRI
SEMARANG
2012
/ 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa
kanak-kanak awal atau bisa disebut juga masa prasekolah merupakan fase
perkembangan individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran
tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buwang air
dan mengenal beberapa hal yang di anggap berbahaya atau mencelakakan dirinya.
Memberikan gambaran singkat tentang perkembangan fisik, motorik, bicara, emosi,
sosial, dan bermain pada awal masa kanak-kanak dan membandingkan perkembangan
bidang-bidang ini dengan perkembangan yang berkembang pada masa bayi.
B.
Rumusan
Masalah
1) Bagaimana
masa perkembangan pada waktu anak-anak itu ?
2) Apa
saja yang dialami anak-anak pada fase ini ?
C.
Tujuan
Masalah
1) Menjelaskan
masa perkembangan anak-anak
2) Memberikan
wawasan dan informasi tentang masa kanak-kanak awal
3) Untuk
memenuhi tugas “Psikologi perkembangan Anak”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ciri-
Ciri Awal Masa Kanak-Kanak
-
Sebutan yang Digunakan
Orang Tua
Sebagian besar orang tua mengganggap
awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengundang masalah atau usia sulit. Alasan mengapa masalah perilaku lebih
sering terjadi di awal masa kanak-kanak ialah karena anak-anak sedang dalam
proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan yang umumnya
kurang berhasil. Sering kali marah tanpa alasan. Anak lebih sering kali bandel,
keras kepala dan melawan. Sering kali orang tua juga menganggap masa awal
kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk bermain dengan mainannya. Selama tahun prasekolah, taman
kanak-kanak, pusat penitipan anak-anak dan kelompok bermain, semuanya
menekankan permainan yang memakai mainan. Akibatnya, baik sendiri atau
berkelompok, mainan merupakan unsur yang penting dari aktivitas bermain mereka.
-
Sebutan yang Digunakan
Para Pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal
masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana
anak dianggap cukup tua, bauk secara fisik dan mental, untuk menghadapi
tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Anak yang
mengikuti taman indria atau taman kanak-kanak, tekanan dan harapan yang
dikenakan kepada anak-anak sangat berbeda dengan apa yang dialaminya pada saat
memulai pendidikan formal di kelas satu. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah
maupun di lingkungan prasekolah, merupakan masa persiapan.
-
Sebutan yang Digunakan
Para Ahli Psikologi
Salah satu sebutan yang banyak digunakan
adalah usia kelompok, masa dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku
sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
Karena perkembangan utama yang terjadi
selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian
lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia
menjelajah, sebuah label yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui
keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan
bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu cara yang umum
dalam menjelajahi lingkungan adalah dengan bertanya : jadi periode ini sering disebut usia
bertanya.
Yang paling menonjol dalam periode ini
adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini
juga dikenal sebagai usia meniru. Namun meskipun kecenderungan ini tampak kuat
tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas daalm bermain selama masa kanak-kanak
dibandingkan dengan masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, ahli
psikologi juga menamakan periode ini sebagai usia kreatif.
B.
Perkembangan
Fisik
Pertumbuhan selama awal masa
kanak-kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa
bayi. Awal masa kank-kanak merupakan masa pertumbuhan yang relatif seimbang
meskipun terdapat perbedaan musim; bulan
juli sampai pertengahan desember merupakan saat yang terbaik untuk peningkatan
berat badan dan april sampai pertengahan agustus untuk peningkatan tinggi
tubuh.
Perkembangan fisik merupakan dasar
bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh,
baik menyangkut ukura berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak
untuk dapat lebih mengembangkan ketrampilan fisiknya, dan ekplorasi terhadap
lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.
Proporsi tubuhnya berubah secara
drastis, seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan
beratnya sekitar 10-13 kg, sedang pada usia 5 tahun, tingginya sudah mencapai
sekitar 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan
tengkorak tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan giginya semakin
lengkap/komplit, sehingga dia sudah menyenangi makanan padat, seperti daging,
sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
Pertumbuhan otaknya pada usia 5
tahun sudah mencapai 75 % dari ukuran orang dewasa, dan 90 % pada usia 6 tahun.
Disamping itu, pada usia ini banyak juga perubahan fisilogis lainnya seperti 1)
pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam, 2) denyut jantung lebih lambat
dan menetap.
Perkembangan fisik anak sangat
diperlukan gizi yang cukup baik protein (untuk membangun sel-sel tubuh),
vitamin dan mineral (untuk pertumbuhan struktur tubuh), dan karbohidrat (untuk
energi). Menurut penelitian Mederith (Ambron,1981:259) anak-anak yang hidupnya
ditimpa kemiskinan/kemelaratan baik di Afrika, India, Pakistan, maupun Amerika
Selatan, tubuhnya pendek-pendek, dan kurus-kurus apabila dibandingkan dengan
anak-anak lainnya.
Kekurangan gizi (malnutrisi) dapat
mengakibatkan kecacatan fisik dan kelemahan mental lebih jauh anak akan rentan
(mudah terkena) penyakit atau infeksi, baik mata, telinga, maupun sistem
pernapasan. Mereka kurang memiliki kemampuan atau kesiapan fisik.
Perkembangan fisik anak ditandai juga
dengan perkembangannya kemampuan dan ketrampilan motorik baik kasar ataupun
lembut.
Dalam rangka membantu perkembangan
fisik anak maka guru taman kanak-kanak seyogyanya memberikan bimbingan kepada
mereka agar memiliki kesadaran akan kemampuan sensorisnya, dan juga memiliki
sikap yang positif terhadap dirinya. Bimbingan guru itu berkaitan dengan
pengembangan aspek-aspek berikut:
a. Pengenalan/pengetahuan
akan namanya dan bagian-bagian tubuhnysa.
b. Kemampuan
untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh.
c. Pemahaman
bahwa walaupun setiap individu berbeda dalam penampilannya, seperti perbedaan
dalam warna rambut, kulit dan mata, atau tingginya, namun semua orang memiliki
kesamaan karakteristik fisik yang sama.
d. Menerima
bahwa semua orang memiliki keterbatasan dalm kemampuannya, seperti setiap orang
dapat berjalan, berlari atau melompat, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat
terbang.
e. Kemampuan
untuk memahami bahwa tubuh itu berubah secara konstan, dan pertumbuhan fisik
berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian.
f. Pemahaman
akan pentingnya tidur, dan juga sebagai dua siklus kehidupan yang penting bagi
kehidupan.
g. Mengetahui
kesadaran sensori (merasa, melihat, mendengar, mencium, dan menyentuh/meraba).
h. Memahami
keterbatasan fisik, seperti lelah, sakit, dan melemah (Aundrey Curtis, 1998).
C.
Perkembangan
Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan
kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana
anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan
operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik.
Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional, atau “symbolic function”
yaitu kemampuan menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan (mewakili) sesuatu
yang lain dengan menggunakan simbol (kata-kata, gesture/bahasa gerak, dan
benda).
Meskipun berpikir melalui simbol
dipandang lebih maju dari berpikir periode sensorimotor, namun kemampuan
berpikir ini masih mengalami keterbatasan. Keterbatasan yang menandai, atau
yang menjadi karakteristik periode preoperasional adalah sebagai berikut:
a. Egosentrisme,
yang maksudnya bukan “ selfishness” (egois), atau arogan (sombong), namum merujuk
kepada 1) diferensiasoi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna, dan 2)
kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan
sudut pandang sendiri. Ia berpendapat,
bahwa pribadinya adalah satu dan berpadu erat dengan lingkungannya, ia belum
mampu memisahkan diri sendiri dari lingkungannya.
b. Kaku
dalam berpikir , salah satu
karekteristik berfikir pre operasional adalah kaku (frozen). Salah satu
contohnya , berfikirnya itu bersifat centration (memusat ), yaitu kecenderungan
berfikir atas dasar satu dimensi , baik mengenai objek maupun peristiwa ,dan
tidak menolak dimensi-dimensi lainnya.contohnya,piaget memper lihatkan dua
gelas yang berisi cairan yang sama tingginya. Kepada anak ditannyakan apakah
kedua gelas itu ber isi jumlah cairan yang sama dengan mudahnya anak itu
menjawabnya. Berikutnya kepada anak diminta untuk menuang sendiri salah satu
isi dari kedua gelas itu ke gelas lain yang lebih pendek dan lebih besar.kepada
anak ditanyakan ulang, mana yang lebih banyak isinya : gelas yang semula atau
gelas yang baru. Anak menjawab bahwa jumlah cairan pada gelas semula lebih
banyak,karna permukaan cairannya lebih tinggi. Disini terlihat kemampuan anak
dan terpusat hanya satu dimensi, yaitu tinggi.
c. Semilogical
reasoning. Anak anak mencoba untuk
menjelaskan peristiwa peristiwa alam yang misterius, yang dialminya dalam
kehidupan sehari hari.
D.
PERKEMBANGAN EMOSIONAL
Selama awal masa kanak-kanak emosi
sangat kuat. Saat ini merupakan saat
ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa
ia mudah terbawa ledakan-ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan
diarahkan.
Beberapa jenis emosi yang berkembang
pada masa anak, yaitu sebagai berikut:
a. Takut,
yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap membahayakan.
Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan
berperan penting dalam menimbulkan rasa takut, seperti cerita-cerita, Rasa takut terhadap sesuatu berlangsung
melalui tahapan :
1.)
Mula mula tidak takut,
karena anak belum sanggup melihat kemungkinan bahaya yang terhadap dalam objek.
2.)
Timbul rasa takut
setelah mengenal adanya bahaya.
3.)
Rasa takut bisa hilang
kembali setelah mengetahui cara-cara menghindar dari bahaya.
b. Cemas,
yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada objeknya. Contoh
perasaan cemas : anak takut berada di dalam kamar yang gelap, takut hantu, dan
sebagainya.
c. Marah,
merupakan perasaan tidak senang, atau benci baik terhadap orang lain, diri
sendiri, atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata
kasar/ makian/ sumpah serapah ), atau nonverbal ( seperti mencubit, memukul,
menampar, menendang, dan merusak). Pada masa ini rasa marah sering terjadi
karena :
1.) Banyak
stimulus yang menimbulkan rasa marah, dan
2.) Banyak anak yang menemukan bahwa marah
merupakan cara yang baik untuk mendapatkan perhatian atau memuaskan
keinginannya.
d. Cemburu,
yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut
kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang kepadanya.
Perasaan cemburu ini di ikuti dengan ketegangan, yang biasanya dapat diredakan
dengan reaksi-reaksi :
1.) Agresif
atau permusuhan terhadap saingan;
2.) Regresif,
yaitu perilaku kekanak-kanakan, seperti ngompol, atau mengisap jempol;
3.) Sikap
tidak peduli;
4.) Menjauhkan
diri dari saingan.
e. Kegembiraan,
kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif, nyaman, karena terpenuhi
keinginannya.
f. Kasih
sayang, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian, atau perlindungan
terhadap orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak kepada orang tua atau
saudaranya, amat dipengaruhi oleh iklim emosional dalam keluarganya. Apabila
orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka dia pun akan
menaruh kasih sayang kepada mereka.
g. Phobi,
yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut untuk ditakutinya (takut
yang abnormal) seperti takut ular, takut kecoa, dan takut air. Perasaan ini muncul akibat perlakuan orang
tua yang suka menakut-nakuti anak, sebagai cara orang tua untuk menghukum, atau
menghentikan perilaku anak yang tidak disenanginya.
h. Ingin
tahu (curiosity), yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau
objek-objek, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Perasaan ini ditandai
dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak. Seperti anak bertanya tentang
: dari mana dia berasal, siapa Tuhan, dan di mana Tuhan berada. Masa bertanya
(masa haus nama ) ini dimulai pada usia 3 tahun dan mencapai puncaknya pada
usia sekitar 6 tahun.
Perkembangan emosi yang sehat sangat
membantu bagi keberhasilan anak belajar. Oleh karena itu, dalam rangka
mengembangkan emosi anak yang sehat, guru-guru ( di taman kanak-kanak )
seyogianya memberikan bimbingan kepada mereka, agar mereka dapat mengembangkan
hal-hal berikut.
a. Kemampuan
untuk mengenal, menerima, dan berbicara tentang perasaan-perasaannya.
b. Menyadari
bahwa ada hubungan antara emosi dengan tingka laku sosial.
c. Kemampuan
untuk menyalurkan keinginannya tanpa mengganggu perasaan orang lain.
d. Kemampuan
untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
E.
PERKEMBANGAN
BAHASA
Perkembangan bahasa anak usia
prasekolah, dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap ( sebagai kelanjutan dari
dua tahap sebelumnya) yaitu sebagai berikut :
a. Masa
ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan
1) Anak
sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2) Anak
sudah mampu memahami tentang perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil
dari burung perkutut, anjing lebih besar dari kucing.
3) Anak
banyak menanyakan nama dan tempat : apa, di mana, dan dari mana.
4) Anak
sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran.
b. Masa
keempat (2, 6-6, 0 ) yang bercirikan
1) Anak
sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2) Tingkat
berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu – sebab
akibat melalui pertanyaan-pertanyaan : kapan ke mana, mengapa, dan bagaimana.
Untuk membantu perkembangan bahasa anak,
atau kemampuan berkomunikasi maka orang tua dan guru Taman-Kanak-Kanak
seyogianya memfasilitasi, memberi kemudahan, atau peluang kepada anak dengan sebaik-baiknya. Berbagai
peluang itu di antaranya sebagai berikut :
a. Bertutur
kata yang baik dengan anak
b. Mau mendengarkan pembicaraan anak
c. Menjawab
pertanyaan anak (jangan meremehkannya)
d. Mengajak
berdialog dalam hal-hal sederhana, seperti memelihara kebersihan rumah, sekolah,
dan memelihara kesehatan diri
e. Di
Taman Kanak-Kanak, anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan
keinginannya, menghafal dan melantunkan lagu dan puisi.
F.
PERKEMBANGAN
SOSIAL
Tanda-tanda perkembangan sosial pada
tahap ini adalah :
a. Anak
mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam
lingkungan bermain.
b. Sedikit
demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c. Anak
mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain
d. Anak
mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group).
Jenis hubungan sosial lebih penting dari
pada jumlahnya. Kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya
kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik
dari pada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik.
Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia dari pada benda akan lebih
mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada anak yang
interaksi sosialnya terbatas.
G.
PERKEMBANGAN
BERMAIN
Usia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa
bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Yang dimaksud
dengan kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan.
Secara psikologis dan pedagogis, bermain
bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, di antaranya :
a. Anak
memperoleh perasaan puas, senang, bangga, atau berkatarsis (peredaan
ketegangan)
b. Anak
dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (mau
bekerja sama)
c. Anak
dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas (terutama permainan fiksi dan konstruksi)
d. Anak
dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa atau toleran terhadap orang
lain.
H.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Polan kepribadian mulai berbentuk dalam
awal masa kanak-kanak. Karena orang tua, saudara-saudara kandung dan sanak
saudara yang lainnya merupakan dunia sosial bagi anak-anak, maka bagaimana
perasaan mereka kepada anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan
faktor penting dalam pembentukan konsep-diri, yaitu inti pola kepribadian.
Dengan berjalannya periode awal masa
kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik
di lingkungan tetangga, di lingkungan prasekolah atau di pusat perawatan anak.
Sikap dan cara teman-teman memperlakukannya mulai membawa pengaruh dalam
konsep-diri, pengaruh mana dapat mendorong atau melawan dan bertentangan dengan
pengaruh-pengaruh dari keluarga. Sikap
awal teman-teman, seperti halnya sikap anggota-anggota keluarga yang berarti,
berperan penting karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka
agak sulit untuk dirubah.
I.
PERKEMBANGAN
MORAL
Awal masa kanak-kanak ditandai dengan
apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan”. Dalam tahap
perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturan-peraturan
tanpa berfikir atau menilai, dan ia menganggap orang-orang dewasa yang berkuasa
sebagai maha kuasa. Ia juga menilai
semua perbuatan sebagai benar atau salah berdasarkan akibat-akibatnya
dan bukan berdasarkan pada motivasi yang mendasarinya. Menurut sudut pandang anak-anak, perbuatan
yang “salah” adalah yang mengakibatkan hukuman, baik oleh orang lain maupun
oleh faktor-faktor alam atau gaib.
Dalam rangka membimbing perkembangan
moral anak prasekoalh ini, sebaiknya orang tua atau guru-guru TK, melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. Memberikan
contoh atau teladan yang baik, dalam berperilaku atau bertutur kata.
b. Menanamkan
kedisiplinan kepada anak, dalam berbagai aspek kehidupan, seperti memelihara
kebersihan atau kesehatan, dan tata-krama atau berbudi pekerti luhur.
c. Mengembangkan
wawasan tentang nilai-nilai moral kepada anak, baik melalui pemberian
informasi, atau melalui cerita, seperti tentang : riwayat orang-orang yang baik
(para nabi dan pahlawan), dunia binatang yang mengisahkan tentang nilai
kejujuran, kedermawanan, kesetiakawanan atau kerajinan.
J.
PERKEMBANGAN
KESADARAN BERAGAMA
Kesadaran beragama pada usia ini
ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sikap
keagamaannya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya.
b. Pandangan
ketuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasikan)
c. Penghayatan
secara rohaniyah masih superficial (belum mendalam)
d. Hal
ketuhanan dipahamkan secara ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya) sesuai
dengan taraf berfikirnya yang masih bersifat egosentrik (memandang segala
sesuatu dari sudut dirinya).
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Masa
kanak-kanak awal (2-6 tahun) merupakan
masa-masa emas karena pada masa ini anak mengalami perkembangan-perkembangan
yang sangat pesat. Baik itu perkembangan secara fisik maupun perkembangan non
fisik yang lainnya, seperti perkembangan intelektual, emosional, kepribadian,
moral, dan lain sebagainya. Anak lebih banyak bertanya dan ingin mengetahui
sesuatu yang belum ia ketahui sebelumnya. Pada masa ini peran orang tua,
lingkungan, teman sebaya, serta guru sangat berpengaruh dalam membentuk
kepribadian si anak. Oleh karena itu pengaruh-pengaruh yang baik akan membentuk
kepribadian yang baik terhadap anak, tapi sebaliknya jika pengaruh-pengaruh
tersebut tudak baik maka kepribadian anak pun bisa menjadi tidak baik karena
pada masa ini mereka sedang mengalami
perkembangan-perkembangan untuk membentuk kepribadiannya.
B.
Saran
Masa kanak-kanak merupakan masa yang
terpanjang dalam rentang kehidupan, saat dimana individu relatif tidak berdaya
dan tergantung pada orang lain. Hendaknya orang lain tersebut mampu memberikan
pengaruh-pengaruh yang baik kepada anak sehingga ia dapat melakukan
perkembangan dengan baik dalam membentuk kepribadiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu.
2011. Psikologi perkembangan Anak &
Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Hurlock, B.
Elizabeth. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta
: Erlangga.
Kartono,
Kartini. 2007. Psikologi Anak ( Psikologi Perkembangan). Bandung : CV. Mandar
Maju.
izin copas min buat referensi..
BalasHapussukses selalu....
terimakasih atas infonya sangat bermanfaat
BalasHapussangat membantu
BalasHapusSemoga bermanfaat :)
BalasHapusBgus😉
BalasHapusIf you're trying to burn fat then you certainly need to try this brand new custom keto plan.
BalasHapusTo design this service, certified nutritionists, fitness couches, and cooks united to produce keto meal plans that are productive, suitable, cost-efficient, and satisfying.
Since their first launch in early 2019, hundreds of clients have already remodeled their body and health with the benefits a great keto plan can provide.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones offered by the keto plan.